JAKARTA - Siswa SMA Taruna Nusantara Kresna Wahyu Nurachmad dibunuh oleh rekan sekolahnya beberapa waktu lalu. Kasus tersebut ramai diberitakan di media massa.
Melihat situasi seperti itu, alumni SMA Taruna Nusantara membentuk Pusat Penanganan Krisis yang didukung oleh pihak sekolah. Salah satu rumah guru yang sedang tidak dihuni di kompleks sekolah diubah menjadi pusat penanganan krisis.
Alumni yang berpengalaman di trauma healing maupun berprofesi selaku psikolog bertugas di pusat penanganan krisis tersebut. Mereka terlibat aktif sejak Minggu 2 April 2017 untuk memberikan pertolongan pertama penanganan pasca trauma kepada siswa-siswi.
“Alumni membantu pelatihan trauma healing, manajemen stres, dan intervensi krisis kepada para siswa dan pamong SMA Taruna Nusantara. Saat ini sudah ada 27 alumni yang membantu ini dan akan terus bertambah,” ujar Ketua Ikatan Alumni Taruna Nusantara (Ikasara) Rachmat Kaimudin dalam siaran persnya, Rabu (5/4/2017).
Dengan adanya pusat penanganan krisis ini, sambung Rachmat, dapat membantu mengembalikan psikologi siswa dan pamong agar kembali prima, karena pada Senin 10 April akan berlangsung Ujian Nasional untuk SMA.
“Dalam waktu yang relatif pendek menjelang ujian nasional, kami berusaha sebaik mungkin mengembalikan kepercayaan diri adik-adik kami kelas 3 untuk mengikuti ujian nasional dengan baik,” jelasnya.
Rachmat menjelaskan pusat pusat penanganan krisis akan terus dibuka hingga usai ujian nasional. Menurutnya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan psikologi siswa dan juga pamong.
(Susi Fatimah)