Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berbagai Buku Pelajaran Porno, dari Seks sampai Miyabi

Afriani Susanti , Jurnalis-Senin, 11 Januari 2016 |15:10 WIB
Berbagai Buku Pelajaran Porno, dari Seks sampai Miyabi
Dari seks sampai Miyabi hiasi buku-buku pelajaran. (Foto: Dok. Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Buku pelajaran yang diperuntukkan guna kegiatan belajar-mengajar seharusya bisa jauh dari konten seronok. Apalagi di dalam buku tersebut secara jelas memasukkan materi berbau pornografi.

Dari lembar kerja siswa (LKS), buku bacaan, hingga buku yang tersimpan di perpustakaan terdapat unsur pornografil. Tidak hanya itu, materi berisi seks sampai menyebutkan salah satu bintang porno asal Jepang, Miyabi, pun pernah ada di sejumlah buku tersebut.

Berikut ini buku-buku yang pernah berisi konten pornografi dan menyebar di lingkungan sekolah.

1. Buku Pelajaran Bercerita tentang PSK

Sebuah SD negeri di Malang mendapati LKS-nya memiliki materi seronok. Pasalnya dalam LKS tersebut dijelaskan tentang perjuangan seorang ibu yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) demi anak-anaknya.

2. Gambar Bugil di Buku Perpustakaan

Saat siswa di SDN 4 Lamokato sedang mengerjakan tugas di perpustakaan, mereka kaget karena mendapati gambar perempuan bugil pada buku mereka. Gambar tersebut tersebut terdapat pada buku panduan sains dan teknologi. Siswa kelas III itu pun merasa terkejut saat mengetahui gambar apa yang ditemukanya. Dia pun segera melapor pada pihak guru.

3. LKS Bergambar Miyabi

Salah satu bintang porno asal Jepang, Miyabi, terpampang di LKS di SMP Islam Brawijaya Kota Mojokerto. Mengetahui hal tersebut, LKS itu pun segera dibakar dengan disaksikan para pengajar dari sekolah tersebut. Pasalnya, foto Miyabi dalam LKS tersebut sempat membuat heboh dunia pendidikan.

4. Pertanyaan 'Seks' di UAS SD

Sebuah pertanyaan berbau seks muncul dalam soal mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan ujian akhir sekolah (UAS) kelas V SD. Peristiwa tersebut terjadi di salah satu sekolah di Banten. Sekretaris dinas pendidikan, Waris Dewanto, mengatakan bahwa munculnya pertanyaan tersebut karena adanya kelalaian editor. (afr)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement