YOGYAKARTA - Rektorat Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta membenarkan adanya posting-an iklan penjualan kampus yang terletak di Jalan Parangtritis, Bantul, itu yang menyatakan hasilnya akan digunakan untuk membayar gaji para karyawan.
Dalam posting-an tersebut, kampus ISI Yogyakarta dijual oleh akun isi_jogja seharga Rp1 miliar dengan alasan kehabisan anggaran, sehingga tidak mampu membayar gaji karyawan.
"Dijual Kampus ISI Yogyakarta Rp1.000.000.000 nego," tulisnya.
Pembantu Rektor II ISI Yogyakarta, Siswadi, mengatakan, seluruh karyawan kontrak dan honorer di kampus ISI memang belum menerima gaji sejak Januari.
"Jumlahnya saya tidak tahu, tapi tidak banyak," katanya kepada wartawan, saat dihubungi melalui telefon, Senin (2/3/2015).
Ia menjelaskan, tersendatnya pembayaran ini karena menunggu surat keputusan (SK) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) atas pergantian pejabat keuangan di internal kampus.
"Kita harus sesuai norma, tidak bisa diselesaikan internal. Karyawan pasti dibayar, uangnya pasti ada, hanya menunggu SK. Kemungkinan bulan ini sudah cair," jelasnya.
Siswadi mengatakan, seluruh karyawan honorer sudah mengetahui perihal mundurnya pembayaran honor dan sudah memaklumi. Dia menuding penjualan kampus melalui situs olx.co.id merupakan ulah orang iseng.
"Saya kira pelakunya bukan karyawan kami, hanya orang iseng," paparnya.
Sebelumnya, masyarakat Yogyakarta dikejutkan dengan munculnya sebuah iklan di toko online yang menampilkan penjualan Kampus ISI Yogyakarta.
Berdasarkan pengamatan di situs toko online Olx.co.id, kampus tersebut ditawarkan dengan harga Rp1 miliar oleh pemilik akun isi_Jogja sejak dua hari lalu. Dalam keterangannya dijual cepat sebagian atau keseluruhan Kampus ISI disertai fotonya.
Disebutkan juga alasan penjualan butuh dana secepatnya untuk membayar gaji karyawan honorer atau kontrak, sebab kehabisan anggaran, sehingga tidak bisa membayar gaji semua karyawan honorer atau kontrak walaupun gaji di bawah UMR. (fsl)
(Rani Hardjanti)