Viral 3 Ide Judul Skripsi dari Kasus Tumbler Hilang di KRL, Netizen: Gercep Banget!

Rani Hardjanti, Jurnalis
Jum'at 28 November 2025 17:08 WIB
Viral 3 Ide Judul Skripsi dari Kasus Tumbler Hilang di KRL, Netizen: Gercep Banget! (Foto: ibuiramira)
Share :

JAKARTA - Kasus hilangnya tumbler di dalam KRL rupanya tidak hanya memicu perdebatan di media sosial, tetapi juga menginspirasi kalangan akademisi. Seorang dosen bernama Ibu Iramia mendadak viral setelah memberikan tiga ide skripsi yang diambil dari fenomena tersebut. 

Dalam unggahan yang beredar, Ibu Iramia menjelaskan bahwa kasus tumbler hilang dapat ditransformasikan menjadi penelitian ilmiah yang bernilai, karena menyangkut dinamika masyarakat urban, budaya konsumsi, hingga mekanisme perusahaan dalam merespons tekanan publik.

1. Makna Tumbler bagi Pekerja Urban Jakarta

Judul pertama menyoroti bagaimana pekerja di kota besar, khususnya Jakarta, memaknai tumbler dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ibu Iramia, tumbler kini bukan sekadar wadah air minum.

“Bagi sebagian orang, tumbler itu alat fungsional. Tapi ada juga yang melihatnya sebagai simbol gaya hidup, bahkan prestise. Makanya mereka berlomba-lomba membeli tumbler dari merek tertentu. Yang hilang itu yang merah, bukan?” ujar sang dosen.

Fenomena ini dinilai menarik untuk dikaji, mengingat tumbler telah menjadi bagian dari ekspresi identitas sosial, konsumsi estetis, hingga budaya ngopi perkotaan.

2. Tumbler sebagai ‘Hidup-Mati’

Ide skripsi kedua membahas bagaimana tumbler bisa menjadi pemicu konflik yang berujung pada tindakan ekstrem, seperti pemecatan karyawan. Sang dosen mempertanyakan mekanisme perusahaan ketika mengambil keputusan berdasarkan viralitas.

“Bagaimana proses memecat karyawan? Apakah karena viral lalu bisa langsung memecat tanpa kroscek? Itu bisa diteliti,” ungkapnya, dalam akun ibuiramira, Jumat (28/11/2025). 

Fenomena pemecatan cepat akibat sorotan netizen menjadi topik yang relevan dalam studi komunikasi organisasi, manajemen risiko, hingga etika perusahaan.

3. Respons Perusahaan terhadap Serangan Netizen

Judul ketiga berfokus pada perusahaan tempat kedua karyawan tersebut bekerja. Ibu Iramia menilai bahwa kasus tumbler membuka ruang penelitian mengenai bagaimana perusahaan menangani krisis digital, terutama serangan komentar dari netizen.

“Mekanisme perusahaan menghadapi badai komentar, bagaimana mereka mengelola reputasi, ini menarik sekali untuk dikaji,” jelasnya.

Topik ini masuk dalam ranah komunikasi krisis, manajemen reputasi, dan dampak media sosial terhadap kebijakan internal perusahaan.

Segala Sesuatu Bisa Jadi Skripsi

Di akhir penjelasannya, Ibu Iramia menegaskan bahwa kejadian kecil sekalipun bisa menjadi topik penelitian akademik selama mampu ditelaah secara kritis dan metodologis.

“Segala sesuatu bisa dijadikan skripsi,” tuturnya.

Unggahan ini langsung menuai beragam reaksi. Banyak netizen yang terhibur sekaligus kagum dengan perspektif akademis tersebut, sementara lainnya merasa ide-ide ini sangat relevan dengan kehidupan digital saat ini.

Berikut ini komentar para netizen. 

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya