Seminar Nasional P3SI: Menbud Harap Temukan Jati Diri Bangsa lewat Buku Sejarah

Rizqa Leony Putri, Jurnalis
Minggu 06 Juli 2025 10:56 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon hadir secara virtual sebagai keynote speaker dalam Seminar Nasional Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah se-Indonesia (P3SI). (Foto: dok Kemenbud)
Share :

JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon hadir secara virtual sebagai keynote speaker dalam Seminar Nasional Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah se-Indonesia (P3SI) yang berlangsung di Gedung Raden Dewi Sartika, Universitas Negeri Jakarta. Menbud mengharapkan agar melalui buku sejarah dapat menemukan kembali jati diri bangsa. 

Menbud Fadli Zon  memberikan apresiasi kepada Universitas Negeri Jakarta, yang telah menjadi tuan rumah dari kegiatan Kongres dan Seminar Nasional Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia, yang mengangkat tema 'Menulis Sejarah, Membangun Bangsa: Membangun Peran Pendidikan Sejarah di Sekolah'.

"Tema ini sangat aktual dan penting, serta menjadi topik pembicaraan yang hangat saat ini. Sejarah itu penting dalam membangun bangsa," katanya.

Kongres ini mengusung dua agenda utama, yakni kongres organisasi dan seminar nasional. Selain Menbud Fadli Zon, acara ini juga dihadiri oleh tiga narasumber ternama, yaitu Prof. Singgih Tri Sulistiyono dari Universitas Diponegoro, Hamdan Tri Atmaja dari Universitas Negeri Semarang, serta Sumardiansyah dari Asosiasi Guru Sejarah Indonesia.

Ketua Panitia Nuraeni Marta menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi wadah pertemuan dan diskusi strategis bagi para dosen dan akademisi sejarah dari berbagai wilayah di Indonesia. Dia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara P3SI, UNJ, dan  Kementerian Kebudayaan sebagai wujud sinergi antara institusi pemerintah dan perguruan tinggi dalam memperkuat peran penting pendidikan sejarah secara nasional.

Menbud pada kesempatan tersebut menjelaskan tentang penulisan ulang sejarah dan pembaruan dalam penulisan sejarah nasional yang menurutnya pekerjaan rumah besar Bangsa Indonesia. Menbud menjelaskan, hingga kini, Indonesia belum secara sistematis mendokumentasikan perjalanan bangsanya pasca-Reformasi. 

"Terakhir, Buku Sejarah Nasional Indonesia disusun pada 1970-an oleh tim di bawah pimpinan Prof. Soekanto, sementara karya Indonesia dalam Arus Sejarah yang terbit pada 2012 belum mencakup perkembangan politik dan sosial dari era BJ Habibie hingga Joko Widodo," katanya.

Selain ketertinggalan pembaruan, perspektif penulisan sejarah juga masih dipengaruhi sudut pandang kolonial. “Kita perlu menggeser cara pandang tersebut ke arah yang lebih Indonesia-sentris,” ujarnya. Ia mencontohkan bagaimana Belanda menyebut agresi militer mereka sebagai “aksi polisionil”, sementara bagi bangsa Indonesia, itu jelas merupakan bentuk penjajahan.

Menbud menjelaskan, menulis sejarah tidak hanya soal pencatatan peristiwa, tetapi juga bagian penting dari membangun identitas nasional.

Dalam konteks ini, muncul seruan untuk melakukan re-inventing Indonesian identity, menemukan kembali jati diri bangsa melalui narasi sejarah yang berpijak pada pengalaman dan karakter Indonesia sendiri.

“Sudah saatnya kita menulis ulang sejarah Indonesia, bukan hanya sebagai catatan, tapi sebagai landasan untuk membentuk generasi yang memahami siapa dirinya dan ke mana bangsanya akan menuju," ucap Menbud.

Ketua Umum P3SI, Zulkarnain, dalam pidatonya menekankan bahwa forum ini merupakan sarana penting untuk membangun komunikasi dan kerja sama antar program studi pendidikan sejarah.

“Kongres keempat ini menjadi momen krusial dalam memperkuat keberadaan P3SI sekaligus mendorong perkembangan pendidikan sejarah di tanah air,” tegasnya.

Melengkapi pernyataan Menbud, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menyampaikan bahwa sejarah tidak sekedar hanya hafalan dan lain sebagainya. Tapi kita punya ide-ide kreatif yang sebenarnya memiliki banyak peluang. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan peluang itu sebaik mungkin.

Turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si. dan Ketua Umum P3SI Periode 2022-2025, Dr. Zulkarnain, M.Pd. Dalam kegiatan ini juga dilakukan Penandatanganan MoU antara Kementerian Kebudayaan dengan Universitas Negeri Jakarta, yang diwakilkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Firdaus Wajdi, Ph.D. dan Prof. Dr. Agus Mulyana, M.Hum.

Melalui acara tersebut diharapkan terjalin diskusi di antara para dosen dan akademisi sejarah dari berbagai wilayah di Indonesia untuk berkolaborasi agar sejarah dapat berkontribusi dalam membangun bangsa.

(Agustina Wulandari )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya