Sampoerna University Olah Limbah Plastik Jadi Material Jalan Ramah Lingkungan

Beby Apriliani, Jurnalis
Selasa 06 Mei 2025 19:44 WIB
Sampoerna University mengolah limbah plastik menjadi material jalan. (Foto: Okezone.com/Beby)
Share :

JAKARTA – Sampoerna University mengolah limbah plastik menjadi material jalan, sebagai bentuk komitmen terhadap penelitian dan inovasi berkelanjutan.

Menjawab tantangan lingkungan global dan kebutuhan akan pembangunan infrastruktur hijau, Sampoerna University meluncurkan inisiatif Plastic Waste for Sustainable Pavement Center (PWSPC). Program ini mengembangkan solusi konstruksi jalan berbahan dasar limbah plastik, yang menawarkan alternatif ramah lingkungan dengan dampak sosial dan ekonomi.

PWSPC merupakan hasil riset selama dua tahun oleh tim gabungan dosen, mahasiswa, dan alumni dari Faculty of Engineering & Technology Sampoerna University. Inisiatif ini menjawab dua isu besar di Indonesia: meningkatnya volume sampah plastik dan kebutuhan infrastruktur jalan yang terus tumbuh.

“PWSPC adalah bukti nyata komitmen Sampoerna University terhadap inovasi berdampak luas. Kami berharap inisiatif ini bisa menjadi acuan dalam menciptakan infrastruktur hijau serta mendorong ekonomi sirkular melalui kolaborasi strategis antara pemerintah, industri, dan akademisi,” ujar Head of Mechanical Engineering Study Program, Kushendarsyah Saptaji, Selasa (6/5/2025).

Solusi Inovatif dari Limbah Plastik

PWSPC mengembangkan formulasi campuran limbah plastik multilapis (Multi-Layer Plastic/MLP) dengan aspal, yang mampu meningkatkan daya tahan jalan sekaligus menurunkan biaya konstruksi hingga 3,2% per kilometer. MLP mencakup berbagai jenis plastik seperti bungkus makanan ringan dan segel minuman yang sulit terurai.

Campuran plastik-aspal ini telah diuji menggunakan metode Marshall Test dan memenuhi standar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR). Proses pencampuran dilakukan dengan metode dry blending, yaitu mencacah plastik menjadi potongan kecil lalu mencampurnya langsung ke dalam aspal — memungkinkan produksi skala besar melalui Asphalt Mixing Plant (AMP).

“Metode pencampuran kering (dry blending) lebih kompatibel untuk produksi massal di AMP. Limbah plastik yang telah dicacah langsung dicampurkan ke dalam material aspal,” kata I Ketut Adhiarta Laksemana, Project Lab Engineer, dalam sesi Lab Visit di Sampoerna University, Selasa (6/5/2025).

 

Melibatkan Mahasiswa hingga Internasional

Keunggulan PWSPC tak hanya pada teknologi, tetapi juga keterlibatan aktif mahasiswa dalam seluruh proses riset: dari pengujian material, pembuatan alat, hingga presentasi inovasi di forum internasional.

Salah satu mahasiswa, Alfred Juliant Susanto, menyebut keterlibatannya sebagai pengalaman berharga yang memperluas wawasannya mengenai ekonomi sirkular, teknik modifikasi aspal, dan pengelolaan limbah berkelanjutan.

Inovasi ini juga mengantarkan tim mahasiswa Sampoerna University meraih prestasi di berbagai ajang internasional:

Juara 1 di ASEAN-China-India Youth Leadership Summit Sustainability Startathon (Singapura)

Juara 4 di 1000X Innovation Challenge oleh Marvin Foundation & The Habibie Center

Juara 1 di World Student Pitch oleh Yume Pro Japan

Perwakilan Indonesia di IVS Kyoto (Konferensi Inovasi Asia), Juli 2025 mendatang

Berkat kontribusinya dalam proyek ini, Alfred juga berhasil meraih beasiswa studi vokasi di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya