JAKARTA - Mantan pejabat Mahkamah Agung, Zarof Ricar ditangkap Kejaksaan Agung terkait dugaan pemufakatan jahat untuk menyuap hakim agung dalam kasus kasasi Ronald Tannur. Penangkapan terjadi di Hotel Le Meridien Bali pada Kamis 24 Oktober 2024.
Zarof juga menerima suap untuk mempermudah vonis bebas Ronald Tannur dalam kasus pembunuhan Dini Sera. Setelah ditangkap, Zarof menjalani pemeriksaan di ruang pidana khusus di Kejati Bali dari sore hingga malam. Pemeriksaan tersebut mencakup verifikasi identitas lengkap dan kondisi kesehatan Zarof.
Setelah penangkapan, tim Kejagung melakukan penggeledahan di hotel serta rumah Zarof di Jakarta Selatan, di mana mereka menemukan uang tunai sebesar Rp920 miliar dan emas batangan seberat 51 kg. Diduga, uang dan emas tersebut merupakan gratifikasi yang diterimanya tahun 2012 hingga 2022.
Lalu siapa sebenarnya Zarof Ricar? Berikut adalah profil dan riwayat pendidikannya yang dirangkum Okezone pada, Sabtu (26/10/2024).
Zarof Ricar lahir pada 16 Januari 1962 di Sumenep, Jawa Timur. Jabatan terakhirnya yakni Kepala Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung (MA). Lalu ditahun 2022, dirinya pensiun.
Zarof Ricar pernah menjabat sebagai pejabat eselon II di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum (Badilum) MA, dengan tugas mengurus mutasi dan promosi hakim.
Selain itu, ia diangkat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan (Balitbang Diklat Kumdil) MA pada, Selasa (22/8/2017), oleh Ketua MA Hatta Ali.
Sebelum pensiun, ia juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Badilum pada tahun 2020.
Di luar struktur MA, Zarof menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Komite Etik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 2017. Ia juga terlibat dalam dunia perfilman sebagai produser film "Sang Pengadil," yang tayang di beberapa bioskop sejak 24 Oktober 2024.
Nama lengkapnya adalah Dr. Zarof Ricar, SH, S.Sos, M.Hum. Ia meraih gelar doktor di bidang hukum, serta gelar sarjana hukum (SH) dan sarjana sosial (S.Sos). Gelar M.Hum menunjukkan bahwa ia juga memiliki latar belakang dalam ilmu humaniora.
(Feby Novalius)