Belajar dari Pandemi, BRIN Siapkan Program Perkuat Riset Kesehatan

Yaser Rafi Pramudya, Jurnalis
Rabu 28 Agustus 2024 10:11 WIB
BRIN siapkan program riset kesehatan (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTABRIN memiliki beberapa program untuk memperkuat riset kesehatan. BRIN menyediakan platform bagi para peneliti dan tenaga akademis untuk berkolaborasi, berbagi wawasan dan pengetahuan terkait pandemi dan memprediksi potensi wabah penyakit di masa depan.

Kepala Organisasi Kesehatan BRIN Ni Luh Putu Indi Dharmayanti mengungkapkan konferensi internasional digelar agar para peneliti, cendekiawan, dan praktisi di bidang kesehatan dan bidang yang berhubungan dengan kesehatan dapat bergabung dan menyumbangkan kontribusi temuan penelitian mereka yang berharga dalam satu forum.

ICHR merupakan, forum global untuk pertukaran informasi terkini mengenai keanekaragaman hayati dan peneliti bioteknologi. Konferensi ini juga bertujuan untuk mendukung kerja sama internasional sehingga penyebaran pengetahuan menjadi lebih efektif.

“Kami memahami bahwa menginisiasi kolaborasi multi-institusi bergantung pada kepercayaan, keandalan, dan akuntabilitas. Selain itu, sebagai bagian dalam menjaga kualitas luaran konferensi tersebut, BRIN akan selektif menentukan penerbit yang mendapat pengakuan global untuk mempublikasi karya tulis ilmiah peserta,” imbuh Indi dilansir dari laman BRIN, Rabu (28/8/2024).

Sebagai informasi, makalah yang terpilih dari konferensi akan menerima undangan publikasi di jurnal Molekul (Q3), Indonesia Biomedical Journal (Q3), International Journal of One Health (Q2), atau Jurnal Kedokteran Indonesia (Q3). Indi juga menambahkan penerbit yang kuat tentunya akan melakukan pemetaan secara cermat, memahami arah strategisnya, dan berspesialisasi dalam bidang studi tertentu.

Beberapa topik yang dibahas dalam ICHR ini adalah biomedis dan biologi molekuler kesehatan, zoonosis dan One Health, pengobatan presisi dan praktik medis, kesehatan dan gizi masyarakat, bahan baku obat dan produk alami, pengembangan vaksin dan obat, jamu dan obat tradisional, penyakit yang muncul (emerging) dan muncul kembali (re-emerging), serta kesehatan digital.

Beberapa pembicara luar negeri yang akan hadir dalam konferensi ini, baik pada sesi pleno ataupun sesi paralel, berasal dari Jepang, Amerika Serikat, Italia, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Turki, dan Pakistan. Sedangkan dari Indonesia akan hadir perwakilan dari Kementerian Kesehatan dan pembicara paralel dari beberapa perguruan ternama Indonesia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya