JAKARTA - IPB University dan Tasmanian Institute of Agriculture (TIA) University of Tasmania, Australia meningkatkan kapasitas dosen dan peneliti pada sector mikrobiologi pangan.
IPB dan TIA menyelenggarakan workshop bersama di KBRI Canberra pada tanggal 21-25 Juli 2024. Workshop berjudul Predictive Microbiology yang dilaksanakan selama lima hari ini dipimpin langsung oleh Professor Tom Ross dari University of Tasmania.
Adapun peserta workshop dari IPB University terdiri dari dosen dan peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian.
Tom Ross merupakan ahli dalam bidang mikrobiologi pangan yang telah banyak mempublikasikan hasil risetnya di berbagai jurnal internasional bereputasi, khususnya dalam bidang pemodelan perilaku mikroba dalam pangan.
Adapun workshop mengenai predictive microbiology yang diberikan kepada para dosen dan peneliti IPB, dalam aplikasinya sangat bermanfaat untuk melakukan penilaian risiko secara kuantitatif yang dibutuhkan dalam suatu sistem manajemen keamanan pangan.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menyampaikan, dukungan penuh atas terselenggaranya join workshop ini. Menurutnya, Kantor Atdikbud RI di Canberra selalu terbuka terhadap semua inisiatif positif serta siap mendukung dan memfasilitasi berbagai aktifitas yang dapat menguatkan kerjasama antara universitas di Indonesia dan Australia. Najib pun menyebut workshop ini sangat produktif dalam meningkatkan kerjasama antara IPB University dan University of Tasmania, khususnya Tasmanian Institute of Agriculture.
“Kegiatan join workshop antara IPB University dan University of Tasmania ini sangat baik dan tentunya sangat produktif. Kegiatan ini merupakan contoh implementasi nyata dari kerjasama internasional yang telah dikembangkan, jadi bukan hanya sekedar penandatanganan MoU dan setelah itu tidak ada aktivitas. Oleh karena itu kami sangat mendukung kegiatan ini bisa terselenggara dengan baik. Dan tentunya hal ini juga diharapkan dapat berlanjut dalam kegiatan riset bersama, maupun kerjasama akademik lainnya yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing universitas,” papar Najib, Rabu (24/7/2024).
Atdikbud Najib menambahkan jika tema yang diangkat dalam workshop ini sangat sesuai dengan situasi di Indonesia dan Australia, dimana perhatian masyarakat terhadap isu keamanan pangan semakin meningkat. Menurutnya, masyarakat sudah semakin sadar terhadap mutu dan keamanan pangan.
Oleh karena itu, hasil dari workshop ini diharapkan dapat di diseminasikan secara lebih luas, baik ke sesama akademisi dan peneliti maupun ke dunia industri, khususnya industri pengolahan pangan di Indonesia.
Sementara Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB University, Dr. Eko Hari Purnomo menyampaikan tujuan kegiatan workshop bersama ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dosen dan peneliti, khususnya di divisi mikrobiologi pangan.
Departemen ITP IPB University, menurut ketua departemen yang juga lulusan universitas Australia ini sangat mendorong dosen dan penelitinya untuk meningkatkan kompetensi dan belajar dari berbagai ilmuwan yang kepakarannya diakui dunia. Dengan kegiatan ini, Eko berharap akan ada tindaklanjut kerjasama antara IPB University dan University of Tasmania.
“Saya, atas nama department, mengucapkan terimakasih atas dukungan dan fasilitasi Atdikbud RI di Canberra terhadap kegiatan workshop ini. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kerjasama antara IPB University dan University of Tasmania yang perlu dilanjutkan dan dikembangkan pada waktu yang akan datang,” ujar Eko.
(Feby Novalius)