“Harapannya ketika ada mahasiswa tuli yang menemui dan bertanya kepada satpam, mereka bisa menjelaskan. Tendik yang mengurusi administrasi juga sering berinteraksi dengan mahasiswa (disabilitas),” ujar Prof. Munawir.
Prof. Fitria dalam sambutannya menilai PSD UNS merupakan salah satu pusat studi yang sangat aktif. Pelatihan ini merupakan wujud nyata kontribusi PSD pada komitmen UNS sebagai kampus inklusif. Kontribusi lain terlihat ketika UNS memperoleh Inclusive Award oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pada 2012, merilis Inclusion Metric, serta penetapan UNS sebagai Perguruan Tinggi Pelaksana Terbaik No.1 dalam kompetisi Inovasi Pembelajaran bagi Mahasiswa Disabilitas 2023.
“Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan PSD UNS. Salah satunya pelatihan ini yang peminatnya sangat banyak,” tutur Prof. Fitria.
Prof. Muhtar selaku Pimpinan UNS berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh komunitas masyarakat yang hadir ke UNS. Melayani dengan sebaik-baiknya menjadi budaya kerja UNS. Semakin banyak sivitas akademika bisa berbahasa isyarat, UNS akan semakin bisa memberikan pelayanan yang setara kepada semua pihak.
“Kita harus memiliki pondasi kuat dalam melayani sebaik-baiknya. Itulah mengapa yang dilibatkan dalam pelatihan bahasa isyarat ini ada unsur tendik. Adapun mahasiswa yang kita harapkan dapat mendampingi teman sebayanya,” ucapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)