JAKARTA - Komitmen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam merealisasikan transisi energi kian serius.
Kali ini, lewat penelitian yang didanai oleh Innovate UK, ITS bersama Cranfield University, Universitas Pattimura (Unpatti), Orela Shipyard, PT Gerbang Multindo Nusantara, Achelous Energy Ltd, serta HelioRec meluncurkan purwarupa struktur apung pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) laut pertama di Indonesia bertajuk Solar2Wave di Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) ITS, Senin (18/3/2024).
Rektor ITS Prof Mochamad Ashari mengatakan bahwa pengembangan PLTS apung di Indonesia yang ada saat ini masih terbatas pada skala danau atau waduk. Luas daerah yang terbatas tersebut membuat area jangkauan pemanfaatan PLTS menjadi kurang optimum. “Karena itu, untuk memaksimalkan potensi serta dampak dari PLTS apung ini, luas aplikasinya kita perluas menjadi di laut,” tutur rektor yang kerap disapa Ashari ini, Selasa (19/3/2024).
Menurut Ashari, meski dampaknya dapat diperluas, pengembangan PLTS apung laut memiliki hambatan yang cukup berat dalam realisasinya.
Salah satu permasalahan utama yang mengganggu upaya ini adalah besarnya gelombang laut yang dapat menimbulkan kerusakan pada panel surya. Untuk itu, menurut Guru Besar Teknik Elektro ini, Solar2Wave hadir sebagai jawaban atas permasalahan tersebut.