UNJ Jajaki Kerjasama Program Magister Pendidikan Bahasa dengan University of Canberra

Timothy Gishelardo, Jurnalis
Selasa 20 Februari 2024 20:03 WIB
UNJ Jajaki Kerjasama dengan UC. (Foto: Okezone.com/UNJ)
Share :

JAKARTA - Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (FBS-UNJ) melakukan penjajakan kerjasama dan kunjungan ke Fakultas Pendidikan University of Canberra (FP-UC). Peluang kerjasama terkait pendidikan dan penelitian, khususnya untuk pembukaan program double degree magister pendidikan bahasa.

Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra tersebut, delegasi FBS-UNJ terdiri dari Dr. Liliana Muliastuti selaku Dekan, Prof. Eva Leiliyanti, selaku Wakil Dekan I, Prof. Dr. Ilza Mayuni dan Dr. Miftahulkhairah Anwar selaku Koordinator Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Sementara dari UC dihadiri oleh Professor Barney Dalgarno selaku Dekan, Professor Ting Wang selaku Wakil Dekan, Dr Duncan Driver selaku Associate Dean Education, Associate Professor Eleni Petraki selaku Associate Dean Research.

Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib menyebut pertemuan ini sebagai inisiasi awal dimana kedua fakultas dapat saling mengenal dan mengelaborasi profil masing-masing. Meski begitu, fokus pembicaraan adalah pada peluang pendirian program magister bersama antara UNJ dan UC, khususnya untuk Magister Pendidikan Bahasa. Dalam pertemuan tersebut Atdikbud Najib menyampaikan jika pemerintah Indonesia sangat mendorong universitas memiliki program double degree atau join degree dengan universitas di luar negeri, termasuk Australia.

“Saat ini ada pembiayaan dari LPDP untuk program double degree antara universitas di Indonesia dan universitas di luar negeri yang memiliki reputasi internasional, hal ini merupakan peluang yang bagus untuk dimanfaatkan oleh UNJ dan UC. Selain itu, pemerintah Australia melalui Australia Awards Indonesia juga memiliki program serupa yang disebut Split-Site Master’s Program, dimana dalam program ini mahasiswa akan belajar selama satu tahun di Indonesia dan satu tahun di Australia”, jelas Najib, Selasa (20/2/2024).

Menurut Atdikbud ada dua hal yang seringkali menjadi penghambat mahasiswa untuk kuliah di negara seperti Australia. Pertama kendala bahasa, karena umumnya universitas di Australia mensyaratkan kemampuan bahasa Inggris yang cukup tinggi, terlebih untuk program pendidikan. Kendala kedua umumnya masalah biaya, karena uang kuliah di Australia sangat mahal. Oleh karena itu, tambah Najib, peluang pembiayaan LPDP untuk program split-site master dapat menyelesaikan masalah yang kedua. Atdikbud Najib berharap masalah pertama dapat diselesaikan UNJ dengan menyiapkan pembelakan khusus dalam hal bahasa Inggris kepada para mahasiswanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya