Sementara itu, Kepala Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Bayu Adjie menambahkan, pengungkapan 49 taksa baru ini merupakan kerja keras yang luar biasa.
“Taksonomi adalah ilmu dasar untuk mengidentifikasi sesuatu yang ada di sekitar kita. Jika salah identifikasi, maka salah mengambil kesimpulan. Itulah pentingnya peran taksonom untuk memastikan prosedur identifikasi sesuai dengan kaidah ilmiah,” tegasnya.
Taksonomi, lanjut dia, tidak hanya tentang spesimen dan herbarium, namun juga dituntut untuk belajar teknologi sequencing DNA, whole genome sequencing, dan teknologi identifikasi lainnya.
“Hasil riset taksonomi akan menjadi awal dari penelitian biodiversitas selanjutnya, seperti konservasi hingga bioprospeksi, sehingga berkesinambungan. BRIN juga memiliki program untuk mencetak generasi baru taksonom, mulai dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Bantuan Riset Talenta Riset dan Inovasi (BARISTA), Degree By Research (DbR) untuk S2 dan S3, Research Assistant, Visiting Researcher, dan Postdoctoral,” tandasnya.
(Dani Jumadil Akhir)