JAKARTA - Sebuah batu langka menjadi sorotan di Museum Melbourne, Australia. Pasalnya, semula batu tersebut dikira emas, ternyata meteorit. Bagaimana kisahnya?
Batuan mirip emas ini ditemukan oleh David Hole di Maryborough Regional Park pada tahun 2015. Hole membawa detektor logam ketika dia menemukan batu kemerahan dan berat yang terletak di atas tanah liat kuning.
Dilansir dari Science Times, Rabu (29/11/2023), ia kemudian membawanya pulang dan mencoba membukanya, merasa yakin bahwa batu itu berisi bongkahan emas di dalamnya. Hal ini masuk akal karena Maryborough terletak di kawasan Goldfields, tempat demam emas di Australia mencapai puncaknya pada tahun 1900-an.
BACA JUGA:
Pria tersebut mencoba menggunakan bor, penggiling sudut, gergaji batu, dan bahkan menyiram asam untuk membuka batu tersebut. Namun, hal ini tidak berhasil. Bahkan palu godam saja tidak cukup untuk membukanya.
Tampaknya batu yang menyerupai emas itu bukanlah bongkahan emas sama sekali. Lubang masih belum bisa membuka batu tersebut, namun dia tetap penasaran dengan temuan tersebut. Oleh karena itu, dia membawa batu tersebut ke Museum Melbourne untuk mencari tahu apa itu.
BACA JUGA:
Saat itulah Hole mengetahui bahwa batu tersebut sebenarnya adalah meteorit langka. Ahli geologi Dermot Henry dari Museum Melbourne menjelaskan bahwa batu tersebut memiliki tampilan berlesung pipit dan terpahat. Ciri-ciri tersebut terbentuk ketika meteorit memasuki atmosfer. Mereka meleleh secara eksternal, dan atmosfer akhirnya membentuknya.
Henry lebih lanjut menjelaskan bahwa meskipun dia telah melihat beberapa batu yang diyakini sebagai meteorit, hanya ada dua persembahan yang ditemukan sebagai meteorit sebenarnya. Temuan Hole adalah salah satu dari keduanya.
Peneliti kemudian merinci temuan meteorit tersebut dalam penelitian bertajuk "Maryborough, penemuan meteorit H5 baru dari Victoria, Australia". Studi tersebut merinci meteorit berusia 4,6 miliar tahun, yang diberi nama Maryborough sesuai dengan kota tempat penemuannya.
Meteorit itu memiliki berat total 17 kilogram. Para peneliti menggunakan gergaji berlian untuk mengambil bongkahan batu tersebut dan menemukan bahwa batu tersebut mengandung kandungan besi yang tinggi. Hal ini membuat batu tersebut menjadi kondrit biasa H5. Ketika batuan tersebut terbuka, seseorang juga dapat mengamati tetesan kristal kecil dari mineral logam yang dikenal sebagai chondrules.