Mengenang Dokter Mueen yang Gugur Terkena Bom Israel, Ini Ucapan Duka UNS

Ary Wahyu Wibowo, Jurnalis
Kamis 09 November 2023 21:15 WIB
UNS ikut berduka atas wafatnya dr. Mueen yang gugur di Palestina (Foto: Dok UNS)
Share :

SOLO – Dokter Spesialis Anestesi dr Mueen Al Shurafa SpAn gugur di Palestina setelah rumahnya terkena bom Israel. Menanggapi kabar duka ini, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo turut berduka atas meninggalnya dr Mueen Al Shurafa SpAn di Palestina saat serangan Israel. Dokter asal Palestina ini merupakan alumni UNS Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi.

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Prof Reviono menyatakan turut berbela sungkawa atas meninggalnya dr Mueen Al Shurafa SpAn. Almarhum merupakan mahasiswa PPDS anestesi yang masuk tahun 2013 dan selesai tahun 2018.

“Sebagai alumni yang tetap menjadi bagian dari UNS, almarhum telah mengabdikan dirinya dengan ilmu atau keterampilan yang dikuasainya selama pendidikan di UNS. Ini membanggakan bagi kami ketika mendarmabaktikan ilmu dan keterampilan medisnya secara ikhlas,” kata Reviono, Rabu (8/11/2023).

Keberadaan dr Mueen di Palestina tentunya satu garis dengan kebijakan pemerintah yang mendukung kemerdekaan suatu bangsa. Kepala Program Studi PPDS Anestesiologi dan Reanimasi FK UNS Periode 2015-2019, Dr Purwoko, dr Sp. An. KAKV.KAO mengatakan, dr Mueen Al Shurafa merupakan sosok khas orang Arab Palestina.

“Orangnya baik, jujur, tidak banyak bicara, kerjanya cepat,” kata Purwoko.

 BACA JUGA:

Pada tahun-tahun pertama menempuh pendidikan di UNS, dr Mueen Al Shurafa sempat kesulitan bahasa. Dia lebih lancar berbahasa Inggris dan Arab daripada Bahasa Indonesia. Setelah memasuki tahun ketiga, mulai lancar berbahasa Indonesia. Terlebih presentasi juga harus menggunakan Bahasa Indonesia.

“Pada awal itu kelihatan bingung, apalagi kalau ada ngomongnya cepat. Setelah itu, dia tanya ke saya, itu maksudnya apa, setelah itu baru paham,” ucapnya.

Dikatakannya, dr Mueen Al Shurafa pada semester 2 mau sempat mundur karena persoalan bahasa. Namun setelah dirayu karena nanti tenaganya akan dibutuhkan di negara asalnya, akhirnya bersedia melanjutkan.

 BACA JUGA:

Kendala bahasa membuat dr Mueen baru lulus setelah melewati semester 9. Namun demikian, hal itu memuatnya menjadi lebih fasih berbahasa Indonesia. Sebelum menempuh PPDS anestesi di UNS, dr Mueen Al Shurafa telah lulus S2 di FKKM di Universitas Gajah Mada (UGM).

Selain dr Mueen, ada 8 orang lainnya yang dikirim dari Palestina ke Indonesia. Mereka ada yang masuk ke spesialis penyakit dalam, saraf, bedah dan lainnya. Hanya saja, mereka menempuh Pendidikan yang tersebar di Indonesia.

“Kalau saraf itu setahu saya di RSCM, dan yang lainnya saya tidak tahu,” tuturnya.

Purwoko mengaku cukup mengenal dr Mueen karena ia berasal dari luar negeri sendiri. Sedangkan mahasiswa lainnya berasal dari Indonesia. Saat datang ke Indonesia, dr Mueen bersama keluarganya. Selama berada di Solo, ia menempati rumah yang difasilitasi oleh Bulan Sabit merah.

Pada tahun terakhir karena tinggal tersisa beberapa bulan dan rumah yang dikontrak tidak bisa diperpanjang, dr Mueen dipersilakan menempati rumah dr Purwoko yang kosong. Dikatakannya, dr Mueen Kembali ke Gaza pada Agustus 2018. Sebab pada waktu itu, perbatasan Rafah sedang dibuka. Mueen membawa istri dan anaknya yang masih kecil sebanyak 6 orang.

Pada waktu itu, wisuda akan dilaksanakan pada bulan September. Purwoko sempat meminta Mueen agar pulang ke Palestina pada September sembari menunggu wisuda.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya