MALANG - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan kuliah umum pada penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Di hadapan sekitar 6.000 mahasiswa baru (Maba) UMM Jenderal Listyo berpesan mahasiswa haruslah menjadi pembeda yang positif di tengah dinamika politik jelang Pemilu 2024.
Maka Listyo pun menekankan, tugas mahasiswa juga untuk sama-sama menjaga kondusivitas keamanan jelang Pemilu. "Kalau ada yang mau menggunakan isu, yang mengakibatkan polarisasi, maka tugas adik-adik untuk menegur, bisa adik-adik mahasiswa untuk menjadi cooling system mendinginkan," kata Listyo Sigit, saat kuliah umum bertajuk penutupan Pesmaba di Dome UMM, pada Jumat (15/9/2023).
Ia juga meminta mahasiswa bisa turut membantu menjaga perbedaan, sehingga polarisasi tidak terjadi. Polarisasi politik atau terbelahnya pandangan masyarakat, dan tidak menghargai perbedaan ini tentu dikatakan Listyo Sigit bisa menjadi penghalang menciptakan proses pemilu yang berjalan aman dan damai.
"Saya harapkan di tahun politik kita bisa sama-sama jaga, cari yang namanya pemilu, Apakah itu pilpres, Pilkada, semuanya bisa berjalan damai dan aman," kata dia.
Jenderal berusia 54 tahun ini berpesan siapapun yang menjadi pemimpinnya, harus bisa mempertahankan capaian - capaian selama ini. Guna meraihnya siapapun pemimpinnya tentu butuh persatuan dan kesatuan di tengah bonus demografi penduduk usia muda.
BACA JUGA:
"Untuk menjaga agar apa yang sudah kita raih ini, dapat kita bisa pertahankan, karena siapapun pemimpinnya butuh yang namanya stabilitas keamanan, butuh yang namanya persatuan dan kesatuan, apalagi kita akan masuk dan menghadapi bonus demografi," tuturnya.
Listyo menambahkan, bila bonus demografi ini menjadi modal besar Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia emas di 2045. Apalagi kini pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga positif, berbanding terbalik dengan inflasi yang bisa dikendalikan.
"Saat ini pertemuan ekonomi terus kita jaga kita harapkan kita bisa menembus melompat dari middle income, dan ini akan terjadi, kalau kita betul-betul bisa memanfaatkan bonus demografi tahun 2030, sehingga kita bisa keluar menjadi negara yang upper level di trek yang sudah kita harapkan," katanya.
(Marieska Harya Virdhani)