JAKARTA- Kumpulan puisi sastrawan Indonesia terpopuler bisa menjadi referensi Anda untuk membacanya. Pasalnya beberapa buatan puisi ini memiliki makna mendalam bahkan sudah terkenal hingga seluruh dunia.
Tidak hanya itu saja, beberapa diantara sastrawan Indonesia bahkan sudah menyabet beberapa ragam penghargaan bergengsi mulai dari dalam negeri hingga kancah internasional.
Berikut puisi sastrawan Indonesia terpopuler dilansir dari berbagai sumber:
1.Puisi Sajak Widuri Untuk Joki Tobing - W.S Rendra
Debu mengepul mengolah wajah tukang-tukang parkir.
Kemarahan mengendon di dalam kalbu purba.
Orang-orang miskin menentang kemelaratan.
Wahai, Joki Tobing, kuseru kamu,
kerna wajahmu muncul dalam mimpiku.
Wahai, Joki Tobing, kuseru kamu
karena terlibat aku di dalam napasmu.
Dari bis kota ke bis kota
kamu memburuku.
Kita duduk bersandingan,
menyaksikan hidup yang kumal.
Dan perlahan tersirap darah kita,
melihat sekuntum bunga telah mekar,
dari puingan masa yang putus asa.
2. Puisi Ibu - Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu...
Ibu...
Aku sayang padamu...
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya...
3. Puisi Sajadah Panjang oleh Taufiq Ismail
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya
4. Puisi Doa - Chairil Anwar
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
5. Puisi Ujung-Ujung Hujan - Aan Mansyur
dulu dalam dingin kita berpelukan
sambil membayangkan ujung-ujung hujan
sebagai kembang api yang merayakan
cinta yang tak akan pernah dijarakkan
sampai tibalah hari haru itu
kau berlalu, aku menutup pintu
dan ujung-ujung hujan yang jatuh
tumbuh jadi rerumputn dan perdu
hari ini, tiba-tiba aku ingat kau,
di dada jalan yang membawamu jauh
setiap ujung hujan yang menyentuh
adalah mekaran bunga-bunga beribu
6. Puisi Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(RIN)
(Rani Hardjanti)