Merawat Toleransi Beragama di Tengah Kemajemukan

Qur'anul Hidayat, Jurnalis
Rabu 14 Juni 2023 09:54 WIB
Foto: Dok Ist
Share :

“Intoleransi yang lebih serius berdasarkan pada ajaran agama sendiri. Di mana penolakan bahkan pada menyuruh tindak kekerasan terhadap penganut agama lain,” ujarnya.

Franz Magnis mengatakan dari realitas di Indonesia, harus diakui masih ada intoleransi, masih ada ketakutan keterpisahan antara umat-umat beragama dan kerap ada insiden-insiden yang memalukan. Misalnya pembakaran 1.500 pemukiman umat berbeda di satu wilayah.

“Tapi sebenarnya toleransi di Indonesia amat baik. Umat Katolik di Jawa hanya 1 persen namun merasa aman dan tidak bermasalah. Demikian pula mahasiswa Universitas Muhammadiyah di Kupang 90% beragama Kristen dan Katolik dan tidak ada masalah dengan kepercayaan mereka. Dalam 30 tahun terakhir hubungan NU dan Muhammadiyah semakin akrab. Saling menghargai, dan jika ada masalah maka umat katolik dapat berkomunikasi dengan NU dan Muhammadiyah,” ucap Franz Magnis.

Terkahir ada Prof Dr Abdul Hadi WM yang menyampaikan pandangannya. Dalam sejarah Internasional, pluralisme atau kemajemukan bukan monopoli masyarakat demokrasi atau liberal tapi telah ada dalam sejarah bangssa-bangsa di dunia ini.

Abdul Hadi mengatakan, ada 3 tuntutan di Indonesia terkait pentingnya toleransi. Pertama, realitas sosial historis bangsa Indonesia dan realitas historis bangsa Indonesia yang luar biasa majemuk. Ada ratusan suku bangsa hidup belum lagi orang-orang asing yang juga hidup berdampingan selama berabad abad.

Karenanya jika orang Indonesia berkonflik soal agama dan budaya maka akan hancur sendiri karena falsafah bangsa Indonesia sejak dulu sebelum Islam dan agama resmi lain ada, terdapat harmoni dan kerjasama masyarakatnya (ashobiyah). Kodrat bangsa Indonesia memang bukan untuk saling bersaing seperti dalam masyarakat liberal.

“Borobudur ada karena adanya harmoni dan gotong royong masyarakatnya. Begitu pula masjid masjid besar di Aceh. Satu keuntungan lain dari Indonesia adalah mayoritas suku Jawa yang memang mementingkan harmoni dan kebersamaan, kerjasama/gotong royong,” ucapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya