JAKARTA - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria memberikan khotbah Idul Fitri 144 Hijriyah. Dalam ceramahnya itu, Arif Satria mengelaborasi empat kerangka etik untuk perubahan sosial.
"Izinkan saya mencoba mengelaborasi 4 hal penting yang bisa menjadi kerangka etik untuk perubahan sosial," katanya di Kampus IPB, Sabtu (22/4/2023).
BACA JUGA:
Pertama, yaitu komitmen untuk terus menghasilkan legacy atau karya-karya nyata yang berdampak pada peningkatan kemaslahatan dan kemajuan. Komitmen dan tekad kuat (will power) inilah, sambungnya, yang oleh Ibnu Taimiyah dianggap sebagai iradah yang merupakan pendorong aktivitas manusia.
"Iradah yang disertai kemampuan baik akan menghasilkan aktivitas yang baik pula. Tentu aktivitas yang baik adalah yang menghasilkan karya baik yang berdampak pada perubahan sehingga menjadi sebuah legacy," ujarnya.
BACA JUGA:
Kedua, orientasi kebaruan dan future practice. Menurutnya, di tengah kompetisi global seperti sekarang ini maka legacy yang baik adalah yang antisipatif terhadap masa depan.
Karena itulah setiap orang harus hadir dengan karya-karya yang membuat kita punya mentalitas sebagai pencipta.
"Wujud kongkrit dari ciri kita sebagai pencipta ini adalah hadirnya inovasi-inovasi, baik inovasi teknologi maupun inovasi sosial, yang memang sangat diperlukan di tengah perubahan disruptif ini," ucapnya.
Ketiga, kerja keras dan berkualitas. Untuk menciptakan legacy yang membawa manfaat besar dan impactful diperlukan kerja keras dan berkualitas. Ia pun mengutip QS At-Taubah ayat 105.
“Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukminakan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”