Syekh Sulaiman Ar-Rasuli: Ulama Pendidik dari Tanah Minang

Secara fisik, sebuah surau biasanya berbentuk masjid kecil yang berbahan dasar kayu dan beratap ijuk. Di Candung, Angku Muhammad Rasul sebelumnya telah mendirikan Surau Tengah. Adapun surau yang didirikan Syekh Sulaiman dinamakan sebagai Surau Baru.

Sejak saat itu, dia kerap disapa “Inyiak Canduang”. Sebutan inyiak merupakan bentuk penghormatan, sebagaimana kiai haji dalam tradisi Jawa. Sementara, Canduang merujuk pada lokasi surau tempat sang syekh mengajar.

 BACA JUGA:

Sejak saat itu, Syekh Sulaiman berjasa dalam mereformasi sistem pendidikan di Sumatra Barat. Dia mengubah metode halaqah menjadi model jenjang kelas, yang biasa dijumpai pada sekolah-sekolah modern saat ini.

Masih dalam bidang pendidikan, Syekh Sulaiman bersama dengan sejumlah ulama Kaum Tua di Candung mendirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI).

Menyusul MTI Candung itu, yang merupakan MTI tertua di Sumatra Barat, maka berdirilah berturut-turut MTI di Jaho yang dikelola oleh Syekh Muhammad Jamil Jaho dan MTI Tabek Gadang Payakumbuh yang diasuh Syekh Abdul Wahid Shaleh. Ketiga MTI tersebut kelak disebut sebagai tiga serangkai, dan menjadi inspirasi bagi lahirnya berbagai MTI di seluruh Indonesia.