JAKARTA - Dekan Fakultas Kedokteran UI (FKUI) Profesor Ari Fahrial Syam angkat bicara terkait video viral content creator Jerome Polin dengan dua Mahasiswa Koas yang menuai kontroversi di media sosial.
Profesor Ari mengetahui adanya video tersebut setelah ditandai oleh sebagian besar netizen di Twitter.
Melalui akun Twitter resminya pun, Profesor Ari memberikan responsnya terkait video yang sedang ramai diperbincangkan oleh warganet.
"Ya, kami sedang mempelajari kasusnya. Ada SK Dekan tentang Tata Krama kehidupan di kampus, termasuk di dalamnya terkait bagaimana civiras akademika bermedia sosial," ujar Profesor Ari melalui kicauan Twitter pribadinya.
Pernyataan dari Profesor Ari ini kemudian mendapatkan reaksi yang luar biasa dari netizen dan berharap agar Dekan FKUI memberikan hukuman kepada konten kreator sebagai efek jera.
Sementara untuk dua mahasiswa FKUI lainnya diberi kesempatan kedua karena dianggap bisa menjadi influencer kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Diketahui, Jerome Polin bersama dua konten kreator bernama Ugiadam Farhan Firmansyah dan Ekida Rehan Firmansyah menarik hujatan netizen melalui konten yang mereka buat.
Diketahui, Farhan dan Ekida adalah mahasiswa koas dari FKUI. Mereka bertiga dianggap telah membuat sebuah konten tidak etis dan nirempati.
Konten tersebut berupa video TikTok yang menampilkan mereka bertiga tengah joget dengan menuliskan kalimat 'Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin' dalam keterangan videonya.
Kalimat tersebutlah yang menuai hujatan netizen karena dinilai sangat tidak pantas dan menyepelekan apalagi mereka menggunakan atribut dokter.
"Kalimat di video itu biasanya kami sampaikan kepada keluarga saat pasien sudah mendekati akhir hayat dan semua upaya untuk coba menolong pasien sudah dikerahkan," tulis dr Andi Khomeini Takdir, salah seorang dokter influencer di Twitter, dikutip MNC Portal, Senin (27/2/2023).
Menurutnya perkataan itu kurang pas untuk dibuat bercanda.
"Rasanya kurang pas atau kurang pantas dibawa ke konteks lain. Apalagi pakai joget-joget. Mohon untuk lebih peka dan hati-hati," tambah dr Andi.
(Natalia Bulan)