Petani tidak hanya diberikan pelatihan terkait budidaya dan best practice Larva Black Soldier Fly (BSF) dari sampah organik saja tetapi juga pelatihan tentang penguatan manajemen pengelola petani melalui Kelompok Usaha Tani (KUT) dan Koperasi, pelatihan tentang peningkatan kualitas produk pertanian yang memanfaatkan produk luaran budidaya BSF, pelatihan pengemasan pakan ayam kampung, dan pelatihan cara menghitung keuntungan usaha tani.
Pemateri pelatihan diberikan oleh para pakar di bidangnya yaitu dosen Universitas Bakrie dan dosen Universitas Mataram.
“Melalui pelatihan ini diharapkan mampu mendorong lebih banyak masyarakat dan kemandirian pelaku usaha di sektor pertanian di NTB untuk turut andil dalam merespons permasalahan timbulan sampah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal”, jelas ketua Matching Fund Kedaireka 2022 Universitas Bakrie Deffi Ayu Puspito Sari, S.TP., M.Agr.Sc., Ph.D., IPM.
Manfaat pelatihan dirasakan oleh para petani.
“Kita jadi tahu bagaimana mengelola, manajemen dari budidaya maggot ini sehingga bisa juga dijadikan sebagai penambah ekonomi kita di rumah tangga," tutur Herman, petani dari Perigi, Lombok.
(Natalia Bulan)