2 Tokoh yang Berbeda Pandangan Soal Pemberontakan PKI 1926/1927

Mirsya Anandari Utami, Jurnalis
Kamis 15 September 2022 16:38 WIB
Tan Malaka/MPI
Share :

Tulisannya yang tajam dan radikal membuat Tan Malaka menjadi buron oleh Belanda. Dia harus berpindah dan bersembunyi dalam pelarian dengan 23 nama samaran yang digunakan untuk menjelajahi 11 negara.

Dalam pelariannya di Cina, Tan Malaka menulis sebuah buku yang menjadi pelopor dari konsep negara Indonesia berjudul Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925.

Tidak hanya itu, Tan Malaka juga menulis buku Madilog: Materialisme, Dialektika, dan Logika yang berisi cita-cita Tan Malaka untuk Indonesia.

Selain tulisan, Tan Malaka juga terjung dalam berbagai gerakan untuk perjuangan bangsa. Dia menolak tunduk kepada Belanda dan tidak sudi berunding dengannya.

Hal inilah yang menjadi penghalang antara Soekarno Hatta dan Tan Malaka.

Soekarno-Hatta yang memilih jalan diplomasi membuat Tan Malaka berang. Dari sinilah terbentuk kelompok oposisi. Tan Malaka bersama anggota oposisinya melakukan kudeta kepada Pemerintahan Sjahrir.

Upaya kudeta gagal dan Tan Malaka dijebloskan ke dalam penjara selama 2 tahun.

Setelah Tan bebas, dia membentuk Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) pada 7 November 1948.

Bergerak di Solo, Yogyakarta, hingga Jawa Timur, Tan Malaka bersama Murba bergerilya menghadapi Belanda. Bahkan, dia menyuarakan rakyat untuk ikut melawan melalui radio di Kediri.

Usaha Tan Malaka tersebut dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah. Atas perintah Guernur Militer Jawa Timur, Tan Malaka menjadi buronan.

Pria asal Sumatera Barat itu berhasil ditangkap oleh pasukan Batalion Sikatan Divisi Brawijaya saat menyusuri Kaki Gunung Wilis, Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur.

Dia pun langsung dieksekusi oleh tembakan peluru dan dimakamkan di Kediri.

Pada tahun 1963, Presiden Soekarno menetapkan Tan Malaka sebagai pahlawan nasional.

Namun, Orde Baru menganggap Tan Malaka sebagai musuh Indonesia karena keterkaitannya dalam partai komunis.

Padahal, Tan Malaka sama sekali tidak terlibat dalam pemberontakan PKI, baik PKI 1926/1927 maupun PKI Madiun. Tan Malaka justru menolak hal itu.

2. Alimin

Jauh sebelum peristiwa berdarah Pemberontakan PKI Madiun 1948, partai berhaluan ini sudah pernah membuat pemeberontakan sebelumnya.

PKI yang sebelumnya bernama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pernah melakukan pemberontakan pada tahun 1926 di Banten dan tahun 1927 di Sumatera Barat.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya