SBY Berpidato di Universitas Kebangsaan Malaysia, Singgung Tentang Bahayanya Perubahan Iklim

Natalia Bulan, Jurnalis
Selasa 16 Agustus 2022 12:07 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono saat berpidato di Universitas Kebangsaan Malaysia/YouTube/ UKM Live
Share :

MALAYSIA - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkesempatan mengisi pidato di Universitas Kebangsaan Malaysia, Selasa (16/8/2022).

Diketahui, SBY sudah berada di Malaysia sejak tanggal 14 Agustus dan akan kembali ke Tanah Air pada 18 Agustus 2022.

Dalam pidatonya yang bertajuk 'A Better World is Possible', SBY menyinggung tentang krisis global yang sedang terjadi yaitu perubahan iklim.

"Bahaya terbesar bagi umat manusia adalah generasi mendatang, artinya generasi Anda dan generasi anak-anak Anda. Akan hidup di dunia panas yang akan menjadi 4 derajat celcius lebih panas dibandingkan dengan masa pra-industri," jelas SBY dalam pidatonya.

Dunia yang lebih panas 4 derajat celcius menutunya akan menjadi bencana besar bagi umat manusia. Ini akan membawa kerusakan yang tak terbayangkan pada keamanan, industri, pertanian, kesehatan, infrastruktur, keanekaragaman hayati.

Pada akhirnya, planet bumi akan menjadi tidak layak huni.

Ia juga mengungkapkan pada tahun 2015 komunitas internasional menandatangani Paris Agreement atau Perjanjian Paris.

"Saya secara pribadi terlibat dalam momen bersejarah itu, Konferensi Iklim Paris, dalam

kapasitas saya sebagai Presiden Global Green Growth Institute (GGGI). Dalam kesepakatan bersejarah ini,

semua negara sepakat untuk menetapkan target yang akan membatasi kenaikan suhu dunia hingga 1,5 derajat celcius atau lebih rendah," jelasnya.

Tentu saja dunia masih akan lebih panas, tetapi akan dapat ditinggali dan dikelola.

Komunitas bangsa-bangsa harus mencapai dunia nol bersih pada pertengahan abad.

Menurut para ilmuwan, untuk mencapai dunia nol bersih pada pertengahan abad, umat manusia harus mengurangi emisi global hingga setengahnya dalam dekade berikutnya.

Kemudian membaginya lagi pada dekade berikutnya, dan membaginya lagi pada dekade menuju 2050.

Ini akan menjadi upaya besar, yang belum pernah dilakukan oleh komunitas bangsa-bangsa sebelumnya.

"Setiap negara perlu menjadi bagian dari upaya global ini. Setiap orang perlu mengubah pola pikir mereka," pungkas SBY.

(Natalia Bulan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya