Kedua, menyiapkan sistem dengan baik dan berstandar internasional.
Untuk mendukung hal itu, FIB meningkatkan kerja sama internasional sehingga dapat menjadi bagian dari jaringan pengajaran dan penelitian global dalam bidang humanities.
Ketiga, pada proses visitasi, semua civitas academica FIB bekerja keras menjawab pertanyaan asesor dengan gamblang serta mengacu pada kondisi yang sebenarnya.
Terakhir, kurikulum yang diterapkan di FIB adalah kurikulum yang berstandar internasional sehingga pada proses penilaian sudah dianggap baik oleh pihak FIBAA.
Berikan Dampak Positif
Kemudian, dosen program studi Ilmu Sejarah itu menyampaikan bahwa akreditasi internasional FIBAA ini akan memberikan dampak positif bagi seluruh program studi FIB di kancah internasional.
“Hal tersebut memungkinkan prodi untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan internasional. Mulai dari pembukaan kelas internasional, kerja sama internasional, penelitian internasional, dan berbagai aktivitas lain yang memiliki skala global,” ujarnya.
Sebagai dekan, Purnawan berharap akreditasi FIBAA dapat membawa pengaruh global untuk aktivitas keseharian dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Kita harus menjadi fakultas yang memiliki cakupan internasional dan menjadi bagian dari jaringan perguruan tinggi internasional juga,” pungkasnya.
(Natalia Bulan)