3 Perbedaan Sistem Penjajahan pada Kekuasaan VOC dan Setelah VOC, Nomor 1 Bikin Sengsara

Rina Anggraeni, Jurnalis
Selasa 17 Mei 2022 17:02 WIB
Perbedaa VOC dan Setelahnya (Foto:Ist)
Share :

JAKARTA - Beragam perbedaan sistem penjajahan pada kekuasaan VOC dan setelah VOC yang diterapkan di Indonesia. Bangsa Indonesia masih terpecah belah berdasarkan kerajaan dan suku-suku yang mereka anut.

Bahkan, kerajaan-kerajaan Indonesia saling menyerang satu sama lain, sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh penjajah untuk menguasai kerajaan-kerajaan Indonesia baik secara politis maupun militer dengan taktik devite et impera atau yang dikenal dengan teknik memecah belah.

Penjajahan ini bermula pada abad ke-15 dan 16 ketika bangsa Eropa termotivasi untuk memperluas daerah kekuasaannya. Dengan motto Gold, Glory, Gospel, bangsa Eropa mencari daerah jajahan yang dapat menguntungkan mereka,yaitu rempah-rempah. Hingga akhirnya mereka menemukan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah.

Bangsa yang pertama datang ke Indonesia ada bangsa Portugis. Mereka awalnya datang untuk berdagang, namun lama-lama mereka berperilaku sewenang-wenang. Lalu pada tahun 1596 (abad ke-16), bangsa Belanda datang ke Indonesia, tepatnya di Banten dengan dipimpin oleh Cornelis de Huotman. Dengan kedatangan pihak Belanda maka terbentuklah VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) dengan tujuan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia sehingga dapat menyingkirkan bangsa Portugis dan Spanyol pada saat itu.

Berikut perbedaan sistem penjajahan pada kekuasaan VOC dan setelah VOC yang dirangkum berbagai sumber:

1. Perbedaan penderitaan rakyat

Dengan datangnya bangsa Belanda dan juga dibentuknya VOC semakin menyengsarakan rakyat Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya

Politik adu domba yang mengakibatkan kerajaan-kerajaan di Indonesia melembah dan runtuh dan berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu. Namun, setelah VOC bubar penderitaan rakyat semakin berkurang walaupun masih keji. 

2. Sistem Kerja

Sistem kerja di VOC sangatlah tidak manusiawi. Salah satunya adanya kerja rodi pada masa kekuasaan Daendels. Tujuannya adalah untuk membangun jalan sepanjang pulau Jawa yang mengakibatkan banyak pekerja Indonesia sengsara.

Selain itu ada sistem tanam paksa atau Cultuurstelsel oleh Gubernur Van Den Bosch tahun 1828. Sistem ini mewajibkan rakyat Indonesia menanam tanaman yang sesuai ketentuan pemerintah lalu hasilnya diserahkan kepada pemerintah. Namun, ketika VOC tidak ada sistem kerjaanya tidak tanam paksa melainkan adanya saling keuntungan dengan penjajah dan pribumi. 

3. Alat tukar pembayaran

Perbedaan sistem penjajahan pada kekuasaan VOC dan setelah VOC terletak pada mata uang. Pada awalnya, uang berfungsi sebagai alat penukar atau pembayaran. Seiring perkembangan peradaban manusia, uang juga berfungsi sebagai alat penyimpan nilai, satuan hitung, dan ukuran pembayaran yang tertunda. Kedatangan bangsa Eropa membawa mata uang baru.

Pada abad ke-16, Portugis mengedarkan mata uang yang terbuat dari perak, yaitu piastre Spanyol yang disebut juga mat, pasmat, real, atau dollar.

Adapun, VOC adalah yang pertama memperkenalkan uang kertas 'besar' ke Indonesia.  Setelah VOC bubar, Hindia Belanda berada di bawah pemerintahan Republik Bataaf (1799-1806). Mata uang yang dikeluarkan di Indonesia bertuliskan Indiӕ Batavorum dengan satuan nilai gulden dan stuiver. (RIN)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya