Usia Bukan Penghalang, Imam Suhardjo Wisuda di Usia 73 Tahun

Arif Budianto, Jurnalis
Jum'at 05 November 2021 12:11 WIB
Wisudawan tertua Unpad Imam Suhardjo (Foto: Tangkapan layar)
Share :

Walaupun, dia mengaku, salah satu hambatan yang dihadapi Imam Suhardjo adalah ketika sedang menyusun disertasi. Proses penyusunan disertasi dilakukannya ketika masa pandemi Covid-19 di 2020. Bahkan, dia sempat terkena Covid pada Desember 2020, beberapa saat setelah penelitian disertasinya selesai dilakukan.

“Sempat kena Covid dan penulisan disertasi terhenti. Namun, alhamdulillah, akhirnya bisa selesai juga,” ungkapnya.

Imam pun mengingatkan kepada para juniornya untuk jangan putus asa, sehebat apa pun kendalanya. “Jangan putus asa menggapai ilmu. Buktinya saya bisa lulus meski di usia tua,” ujarnya.

Diakuinya, sedari muda, Imam Suhardjo merupakan sosok yang tidak pernah mau diam. Mulai dari mengajar, menjadi redaktur pelaksana di sebuah penerbitan, aktif di partai politik, hingga menjadi anggota legislatif di DPR. Saat menjadi mahasiswa Doktor Ilmu Komunikasi Unpad pun, Imam masih menjabat sebagai Ketua Komisi I Bidang Penyensoran, Dialog, Komunikasi, dan Data Lembaga Sensor Film.

“Ketika 2020 saya pensiun, barulah bisa menyelesaikan S-3 saya,” kata Imam.

Ketika selesai meraih gelar Doktor, dia pun masih memiliki keinginan untuk mengabdi sebagai dosen. Namun, kendala usia menyebabkan keinginannya untuk menjadi dosen sulit terpenuhi. Padahal, sebelum menjadi anggota legislatif, Imam tercatat sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.

“Sebagai pengajar, saya terhenti saat saya masuk ke DPR. Sekarang ketika sudah tidak jadi anggota dewan, saya sulit menjadi dosen lagi karena terkendala usia,” ujarnya.

Menurut dia, politik menjadi salah satu aktivitas yang disukainya. Hal ini pula yang mendorong Imam untuk mengambil studi komunikasi pada jenjang Magister maupun Doktor. Pada program Doktor Ilmu Komunikasi Unpad, Imam pun mengambil spesifikasi pada komunikasi politik.

Menurutnya,komunikasi merupakan ilmu yang penting dipelajari, khususnya oleh para politikus. Banyak kekeliruan yang terjadi oleh pemerintah, salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan pemimpin negara melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, utamanya kepada rakyat.

“Banyak informasi penting tidak tersampaikan dengan benar, sehingga menjadi berita simpang siur, hingga akhirnya menyebabkan terjadinya konflik,” jelasnya.

Karena itu, usai meraih gelar Doktor, dia bersama koleganya akan membuat sekolah politik. Sekolah ini diperuntukkan untuk menyiapkan kader untuk menjadi calon anggota legislatif periode 2024 mendatang. “Mungkin ilmu yang saya dapatkan dari Unpad ada manfaatnya di sekolah politik ini,” tambahnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya