Kata Syaiful Huda indikasi seorang mahasiswa sudah terpapar paham radikalisme dapat dilihat dari pola pikir, perilaku, hingga gaya hidup.
"Apabila dia mulai mengkafirkan orang yang tidak sepaham, tidak mau mengakui negara, bahkan nekat meninggalkan perkuliahan untuk paham tersebut, bisa jadi telah terpapar pemikiran radikal," kata Syaiful Huda.
Untuk itu ia meminta pihak universitas atau perguruan tinggi agar mengembangkan sistem deteksi dini antar sesama mahasiswa di kampus. Pihak kampus juga dapat bekerja sama dengan ormas Islam moderat untuk menjadi narasumber dakwah agama di lingkungan Kampus.
"Pihak kampus perlu rutin menyosialisasikan tentang bahaya pemikiran radikal dalam harmonisasi kehidupan bangsa," tandas Syaiful Huda.
Sebagaimana diketahui sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta tanggung jawab para rektor untuk mengawasi aktifitas mahasiswa baik di dalam kampus dari paham radikalisme atau garis keras pada pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah pada Senin (13/9/2021) lalu.
(Khafid Mardiyansyah)