Crash Sriwijaya dan Duka Kita Semua

Tim Okezone, Jurnalis
Selasa 12 Januari 2021 09:40 WIB
Suhendra Atmaja, Dosen STIKOM Inter Studi Jakarta
Share :

Penulis sempat berbincang dengan seorang mantan penerbang senior di kawasan Jati waringin, yang kini memasuki masa pensiun. Menurutnya kecelakaan Pesawat atau crash bisa terjadi karena tiga (3) yaitu manusia, cuaca dan faktor teknis.

Tanpa terlalu dini menilai karena masih menunggu penyelidikan KNKT, mantan penerbang fighter yang juga rekan senior pilot Sriwijaya air (alm) Capt Afwan ini mengatakan bisa saja faktor teknis menjadi salah satu penyebab crash. Namun menurutnya pesawat komersil seharusnya secara rutin melakukan maintenance yang sudah terjadwal. "Pesawat tidak boleh terbang jika tidak layak dan hal ini harus mendapat rekomendasi dari Departemen perhubungan dan berdasarkan limitation,” katanya menjelaskan.

Menurutnya faktor pesawat tua dan tahun muda bukan menjadi faktor utama kecelakaan pesawat. "Pesawat tuapun jika dilakukan maintenace secara periodik, bisa diuprade. Pesawat lion air yang jatuh di Karawang itu pesawat baru," dia mengisahkan.

Yang terpenting dari pesawat terbang komersil, dalam faktor tehnis menurutnya adalah Sistim kendali kontrol_dan Electric session yang dipastian berfungsi dengan baik. "Lost contact itu karena sistim kelistrikan pesawat tidak berfungsi dengan benar," katanya.

Sebelum mengakhir pembicaraan, mantan penerbang pesawat tempur ini mengatakan, KNKT harus menjalankan tugasnya dengan baik dan mengungkap kebenaran penyebab crash SJY 182 dengan mengungkapnya lewat penemuan blackbox. Barulah darisana diharapkan diketahui secara terang benderang penyebab kecelakaan.

Duka Sriwijaya air adalah duka Rakyat Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan harus bekerjasama dengan Maskapai Sriwijaya dan pihak Asuransi agar penyelesaian tanggung jawab material bisa diselesaikan secara elegan tanpa menimbulkan kekisruhan atau masalah baru bagi keluarga korban, apalagi berlarut-larut.

Pihak keluarga diberi akses sebaik mungkin, sehingga penyelesaian dilakukan penuh tanggung jawab dan rasa empati dan simpati.

Sebagai masyarakat biasa, tentu kita tetap berdoa agar keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan dan berharap tidak ada lagi penerbangan Indonesia yang mengalami Crash, aamiin. (*)

Penulis

Suhendra Atmaja

Dosen STIKOM InterStudi Jakarta

(Vitrianda Hilba Siregar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya