JAKARTA - Munculnya universitas baru, baik karena transformasi atau baru didirikan semakin memperkaya opsi pelajar Indonesia dalam menentukan kampus di jenjang perkuliahan. Meski begitu, hadirnya kampus-kampus baru juga menciptakan persaingan antarkampus dalam hal menarik mahasiswa dan menciptakan pendidikan tinggi yang berkualitas.
Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof Dr Djisman Simandjuntak menjelaskan, setiap perguruan tinggi, khususnya swasta sudah memiliki target masing-masing yang ingin dicapai. Sehingga, persaingan antarkampus tidak terjadi secara langsung.
"Ada diferensiasi dalam hal persaingan antar-PTS. Karena kampus juga punya target sekaligus strategi sendiri-sendiri," ujarnya dalam konferensi pers peresmian Universitas Prasetiya Mulya di ICE Serpong, Tangerang, Kamis (17/3/2016).
Strategi Univetsitas Prasetiya Mulya, tutur dia, yakni dengan menawarkan program studi (prodi) yang belum ada di pasar. Sedangkan dari sisi pengajar, dia berupaya merekrut dosen-dosen handal dan berkualitas.
"Seperti tourism business dan software engineering merupakan prodi baru yang belum dimiliki perguruan tinggi lain. Selain itu disusun kebijakan bahwa pengaajar di sini harus lulusan S-3. Sedangkan yang masih S-2 untuk kaderisasi saja," ucapnya.
Djisman menjelaskan, selama ini ciri khas utama Prasetiya Mulya adalah dekat dengan bisnis. Untuk itu, sektor bisnis masih akan diandalkan, namun juga menambah dari sisi teknik atau engineering. Menurut dia, sistem pembelajaran akan dirancang berupa gabungan antara pengetahuan dan praktik dalam bisnis.
"Di Indonesia masih sedikit universitas yang menggabungkan cara berpikir dunia bisnis dengan sains, teknologi, teknik, dan matematika," imbuhnya.
Sedangkan dalam memandang PTS lainnya, Universitas Prasetiya Mulya tak ingin menganggap sebagai saingan, namun sebagai rekan yang sama-sama menyelesaikan masalah pendidikan tinggi di Indonesia.
"Prasetiya Mulya melihat hubungan dengan universitas lain tak sebagai pesaing, tapi kawan serombongan untuk menghadapi persoalan pendidikan tinggi di Indonesia. Yang diperlukan adalah penguatan kerjasama antarperguruan tinggi," pungkas Djisman.
(Rifa Nadia Nurfuadah)