JAKARTA – Kisah Timothy yang viral lantaran di-bully usai meninggal dunia terus menjadi perhatian publik. Namun, fakta baru diungkap oleh sang Ibunda.
Sharon, demikian nama ibu Timothy, mengungkapkan bahwa ia pertama kali mengetahui kabar tersebut setelah ditelepon oleh pihak kampus, yakni Bapak Wahyu selaku Ketua Program Studi di Universitas Udayana, Bali, yang juga sekaligus dosen pembimbing.
Sang dosen memberi tahu agar segera menuju IGD rumah sakit. Bahkan. Awalnya sang Ibunda mengira anaknya hanya mengalami hal yang ringan.

(Layar tangkap Media Sosial)
"Ini anak apakah dia pingsan atau kepeleset, ada sakit apa tiba-tiba, cuma itu aja," ujarnya dalam podcast Denny Sumargo, seperti dikutip Sabtu (25/10/2025).
Ketika tiba di rumah sakit, sang Ibunda mengungkapkan bahwa anaknya masih dalam kondisi sadar dan tengah menjalani observasi. Bahkan sempat berdialog sebelum dinyatakan meninggal dunia.
"Patah ada. Tapi badan sama sekali tidak hancur, itu buat saya sebuah mukjizat, meski ada patah di bagian sini (bahu)," ujarnya.
Sang Ibu pun sempat menanyakan situasi, sebab ada yang memberi tahu antara lantai dua dan tiga.
"Timy, kamu jatuh dari lantai berapa, dua atau berapa?" tanya ibunda.
Lalu Timothy menjawab, "Lantai 4, Mami."
Namun, sang Ibu mengaku tidak memiliki kekuatan untuk bertanya lebih jauh tentang penyebabnya.
"Tidak menanyakan lebih lanjut apakah menjatuhkan diri atau ada yang mendorong. Sama sekali tidak kepikiran dalam situasi itu," ujarnya.
Sejumlah penanganan medis dilakukan mulai dari rontgen, USG, hingga CT scan. Sang ibunda pun sempat membantu anaknya menjalani semua proses tersebut.
Dia melihat Timothy sempat kesakitan, meminta duduk, serta merasa haus.
"Timy, pegang tangan Tuhan Yesus, pegang tangan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus akan menolong Timy," ucap sang Ibu sambil mengingat situasi anaknya yang kesakitan.
Namun, ada momen ketika Timothy mengalami henti napas. Seketika dia melihat tenaga medis berusaha sekuat tenaga menyelamatkan sang anak. Saat itu, ia berdoa dengan sungguh-sungguh.
Namun, di sinilah sang Ibu merasakan hal keajaiban. "Ada yang turun (ke badan), rasanya damai sejahtera, besar sekali. Rasanya lebih ke arah comfort. Itu Timy masih dikerjain. Pas dicopot-copotin, saya diam saja karena Tuhan lebih sayang dia," tuturnya.
Beberapa menit kemudian, barulah ada petugas mendis yang memberikan informasi mengenai waktu kematian Timothy.
Seperti diketahui, setelah meninggalnya Timothy, beredar tangkapan layar percakapan grup WhatsApp yang menunjukkan komentar tidak empatik dari sejumlah mahasiswa terhadap almarhum. Dalam percakapan itu, mereka tampak mengolok-olok kematian Timothy dengan kata-kata bernada merendahkan.
“Badan gembor gitu mau diangkat.”
“Mentalnya nggak kuat.”
“Nanggung banget bunuh diri di lantai 2.”
Percakapan tersebut viral di media sosial dan memicu kemarahan publik. Banyak warganet menyampaikan duka sekaligus kecaman terhadap perilaku para mahasiswa yang masih merundung, bahkan setelah Timothy meninggal dunia.
“Gue nangis banget lihatnya,” tulis akun X @bo****.
“Orang sebaik itu dibully sampai meninggal,” tambah @sa******.
“Udah meninggal aja masih dibully,” tulis akun lain @de******.
Pihak kampus menegaskan bahwa percakapan yang beredar terjadi setelah peristiwa meninggalnya Timothy dan tidak berkaitan langsung dengan penyebab kematian. Namun demikian, Universitas Udayana menyatakan akan tetap menindak setiap bentuk perundungan atau perilaku tidak berempati yang mencoreng nilai-nilai akademik.
Diketahui, sejumlah mahasiswa yang terlibat dalam percakapan tersebut telah membuat video permintaan maaf.
(Rani Hardjanti)