Setelah itu, sejumlah mahasiswa lulusan Harvard melakukan aksi protes dengan membangun perkemahan di sekitar lingkungan kampus dengan menuntut agar universitas melakukan divestasi dari beberapa perusahaan yang mendukung perang tersebut.
Mereka juga turut menyerukan agar dilakukannya gencatan senjata di Gaza dan di beberapa wilayah lainnya. Pihak fakultas mengajukan rekomendasi kepada dewan pengurus Harvard, Harvard Corporation untuk memberikan izin kepada 13 mahasiswa tersebut menerima gelar sarjana mereka.
Namun, Harvard Corporation menilai bahwa masing-masing dari 13 mahasiswa terbukti telah melanggar kebijakan universitas dengan tindakan mereka.
“Dalam mengambil keputusan ini, kami mencatat bahwa ketentuan tegas dalam Buku Panduan Mahasiswa Harvard College menyatakan bahwa mahasiswa yang tidak memiliki reputasi baik, tidak berhak mendapatkan gelar,” katanya dalam pernyataan tertulisnya.
Para mahasiswa menyebutkan bahwa keputusan larangan tersebut dengan tidak mengizinkan 13 mahasiswa menerima gelar sarjana diketahui merupakan bentuk pelanggaran dari perjanjian antara Presiden sementara, Alan Garber dan koalisi Harvard Out Of Occupied Palestine (HOOP).
(Kurniasih Miftakhul Jannah)