JAKARTA - Para ilmuwan fisika menemukan sebuah molekul yang dikenal sebagai azulene. Pasalnya, setelah dilakukan studi, molekul yang memancarkan cahaya biru yang tampaknya melanggar aturan dasar fotokimia itu dapat menghasilkan energi tak terbatas.
Saat ini para ilmuwan masih terus melakukan penelitian terhadap molekul azulune. Mereka berharap dapat memahami bagaimana azulene mengubah energi melalui fluoresensi akan memungkinkan umat manusia mengubah foton dari Matahari menjadi listrik.
Idenya adalah bagian dari perkembangan normal untuk mencoba membuat sel surya lebih efisien. Sehingga umat manusia bisa menciptakan energi yang lebih bersih dibandingkan sebelumnya, seperti dilansir dari Bgr, Senin (9/10/2023).
Melihat kembali sejarah sel penghasil listrik ini, sel surya sendiri pertama muncul pada tahun 1883. Ini menjadi langkah kecil menuju energi tak terbatas yang mampu mengubah kurang dari satu persen foton Matahari menjadi listrik yang dapat digunakan.
Saat ini, sel surya telah mengalami beberapa peningkatan dan perubahan yang signifikan. Meskipun kita belum mampu menghasilkan energi tanpa batas, kita memiliki sel surya yang dapat mengubah hampir 50 persen foton Matahari menjadi listrik. Beberapa peneliti berharap dapat memahami misteri bagaimana molekul seperti azulene bertentangan dengan gagasan fotokimia yang kita kenal sebagai aturan Kasha untuk membantu menjelaskan bagaimana molekul memancarkan cahaya ketika berada dalam berbagai keadaan.
BACA JUGA:
“Ini didasarkan pada aromatisitas dan antiaromatisitas molekul tersebut dalam keadaan tereksitasi yang berbeda. Kita dapat menganggap aromatisitas sebagai semacam stabilisasi internal molekul tersebut,” kata penulis utama studi tersebut, Tomáš Slanina.