JAKARTA - Indonesia memiliki identitas sebagai negeri yang kaya dengan budaya. Karya seni asal Indonesia sudah tidak diragukan lagi keindahannya di kancah internasional.
Hal itu yang menjadi ciri khas kekayaan nusantara. Ada beragam jenis karya dari para seniman yang mulai dikenal oleh warga dunia dengan sisipan edukasi dan pesan pada tiap karya.
BACA JUGA:
Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Kemendikbudristek Hilmar Farid mengajak masyarakat aktif memberikan informasi terkait karya budaya para seniman di Indonesia. Hilmar berharap budaya lokal bisa diperkenalkan ke luar. Hal itu diharapkan bisa menjadi platform yang mempromosikan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.
Mulai budaya tradisional, kontemporer, hingga modern semua dapat disajikan oleh para seniman dan anak muda di Indonesia. Banyaknya penduduk di negeri ini juga membuat segudang talenta yang tersimpan.
Seperti baru-baru ini, Indonesia akan dikenal dunia melalui seni peran khususnya monolog dari Regina Art Monologue Project yang menampilkan cerita ‘Besok atau Tidak Sama Sekali’ oleh Wawan Sofyan dan ‘Cotton Candy’ oleh Joane Win.
Para seniman Indonesia yang akan tampil di beberapa negara ini juga mendapat dukungan dari pemerintah, khususnya dari beberapa KBRI negara tempat pertunjukan mereka. Ini tentu memudahkan penampilan mereka sekaligus jadi
penyemangat. Pihak Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia juga telah memberikan dukungan secara moral untuk pertunjukan yang akan ditampilkan mulai tanggal 13 Oktober ini hingga 7 November 2023.
“Ke Dirjen kemarin sudah sempat menyurati (tentang penampilan seniman Indonesia di kancah internasional), dan ada support juga secara moral,” kata Wawan Sofwan, sutradara pementasan saat gladi resik di Jakarta, dalam keterangan dikutip Kamis (5/10/2023).
Karya asli dari seniman Indonesia ini akan tampil di benua Eropa tepatnya negara Jerman, Perancis, Norwegia, Belanda, dan Swedia. Sebelumnya monolog ini juga telah ditampilkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Meksiko.
BACA JUGA:
“Kami mencoba untuk menerobos kira-kira dengan ‘Cotton Candy’ dalam bahasa Inggris itu bagaimana atau ‘Besok atau Tidak Sama Sekali’ dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan responnya bagaimana (penonton luar negeri),” kata Wawan.
Dalam penuturannya, selama ada media untuk menyampaikan karya-karyanya, entah melalui monolog, teater, atau duolog baik dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing tidak masalah. Keduanya masih bisa tetap dinikmati selama ada media yang mendukung.