JAKARTA - Apa bedanya minat dan bakat? Keduanya bisa muncul sejak usia anak. Sayangnya tidak semua orang menyadari bakat anaknya padahal hal itu menjadi tanda anak memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyebutkan termyata ada perbedaan antara minat dan bakat. Minat bisa saja muncul belakangan ketimbang bakat yang sudah dibawa sejak lahir dikutip Kamis (7/9/2023).
Berikut Perbedaan Minat dan Bakat
Minat
Pernahkah kamu memiliki mata pelajaran yang disukai di sekolah? Ternyata itu termasuk ke dalam konsep minat loh. Minat adalah kecenderungan seseorang untuk menyukai objek-objek atau kegiatan-kegiatan yang membutuhkan perhatian dan menghasilkan kepuasan.
Minat berkaitan erat dengan motivasi terhadap suatu hal. Semakin kuat suatu kebutuhan, semakin kuat dan bertahan minat yang menyertainya. Maka dari itu, terkadang minat juga memiliki keterkaitan dengan cita-cita seseorang. Misalnya seseorang yang minat terhadap ilmu wirausaha cenderung memiliki cita-cita menjadi pengusaha.
Dalam kasus peserta didik, beberapa kelompok mata pelajaran dapat menjadi minat mereka. Adapun kelompok mata pelajaran yang menjadi objek dalam pilihan minat, misalnya seperti keagamaan, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa dan sastra, teknologi dan komunikasi, seni dan budaya, keolahragaan, dan sebagainya.
Bakat
Jika minat adalah sebuah kecenderungan menyukai suatu hal, maka berbeda dengan bakat yang merupakan “bawaan sejak lahir”. Bakat adalah kemampuan bawaan yang berpotensi untuk dikembangkan atau dilatih. Sejak lahir individu memiliki keterkaitan antara kemampuan dengan struktur otaknya. Sehingga dengan berkembangnya individu maka bakat pun akan terus berkembang.
Bakat dapat dikategorikan dalam beberapa jenis. Misalnya seperti kecerdasan linguistik (linguistic intelligence), kecerdasan matematis logis (logical mathematical intelligence), kecerdasan spasial/ruang-visual (visual/spatial intelligence), kecerdasan kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence), kecerdasan musikal (musical intelligence), kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence), kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence), kecerdasan naturalis/lingkungan (naturalist intelligence), dan sebagainya.
Terkadang, beberapa anak bakatnya sudah terlihat sejak ia kecil. Misalnya, ada seorang anak yang permainan sepak bolanya cenderung lebih hebat ketimbang anak-anak seusianya. Ini berarti anak tersebut memiliki bakat di bidang sepak bola. Jika sebuah bakat terus dikembangkan maka akan menghasilkan suatu hal yang hebat.
Ada 5 Kategori Kecerdasan
Selain asupan multivitamin berbagai stimulasi dengan ragam aktivitas menyenangkan bagi si kecil, seperti membaca buku, bermain musik, menggambar, bernyanyi, dan lain-lain juga sangat penting. Sehingga dapat memaksimalkan fungsi otak si kecil agar dapat meraih cita-citanya. Dalam ajang pencarian bakat Cerebrofort Talent Search, Kustanto Pramono selaku General Manager Commercial Kalbe Consumer Health percaya bahwa setiap anak memiliki talenta dan kecerdasannya masing-masing.
"Untuk itu, anak perlu juga distimulasi dengan kegiatan yang tepat," kata Kustanto.
Berbagai stimulasi dengan ragam aktivitas menyenangkan bagi si kecil, seperti membaca buku, bermain musik, menggambar, bernyanyi, dan lain-lain juga sangat penting. Sehingga dapat memaksimalkan fungsi otak si kecil agar dapat meraih cita-citanya.
Ajang kompetisi yang diperuntukkan bagi anak-anak usia 6 hingga 12 tahun ini mulai dibuka sejak 23 Juni hingga 23 Agustus 2023 dan telah diikuti oleh ribuan peserta cilik dari berbagai penjuru Nusantara. Ada 5 kategori kecerdasan. Apa saja?
BACA JUGA:
1. Kecerdasan Spasial (Visual)
Anak bisa dilatih dengan mengikuti lomba mewarnai, melatihnya dengan warna.
2. Kecerdasan Linguistik
Anak bisa dilatih dengan kemampuan berbahasa misalnya untuk Lomba Presenter dan Storytelling
3. Kecerdasan Logs (Matematika)
Salah satunya dengan berhitung. Misalnya, anak bisa diikutsertakan dalam lomba matematika
4. Kecerdasan Kinestetik
Melatih gerak anak bisa membuat dia tetap lincah. Bisa dengan mendorong anak.untuk mengikuti lomba menari.
5. Kecerdasan Musikal
Rata-rata setiap anak suka menyanyi. Siapa tahu dia punya kemampuan musikalitas yang tinggi. Cobalah salurkan anak untuk ikut lomba menyanyi.
"Hal itu guna menumbuhkan semangat berkompetisi pada anak, bagaimana anak dapat belajar untuk mampu mengeksplorasi dan memaksimalkan kemampuan terbaik mereka, serta bagaimana menghadapi kemenangan dan juga kekalahan dalam berkompetisi,” katanya.
Sementara itu, Denny Wildan, Instructure Vocal di Purwacaraka Music Studio, yang juga didapuk sebagai salah seorang Dewan Juri menjelaskan tentang kriteria penilaian, bahwa juri menilai bagaimana kecerdasan berbicara peserta pada kategori Presenter/Storytelling, bagaimana penampilannya, pelafalan, tata bahasa, dan juga ceritanya. Lalu di kategori menyanyi kami menilai juga sejauh mana kemampuan anak dalam teknik vokal, pengucapan lirik yang baik, penghayatan lagu, serta kostum dan tata rias yang digunakan. Lalu penilaian kecerdasan kinestetik dalam kategori menari, kecerdasan spasial dalam kategori mewarnai, serta kecerdasan matematika dalam kategori matematika.
(Marieska Harya Virdhani)