Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Skripsi Tidak Wajib, Pilih Mana antara Magang atau Pengabdian Masyarakat?

Putra Ramadhani Astyawan , Jurnalis-Sabtu, 02 September 2023 |11:35 WIB
Skripsi Tidak Wajib, Pilih Mana antara Magang atau Pengabdian Masyarakat?
Skripsi kini tidak lagi wajib, ada pilihan lain untuk syarat kelulusan dan didukung oleh perguruan tinggi (Foto: MPI)
A
A
A

BOGOR - Institut Pertanian Bogor (IPB) University menyambut baik adanya aturan baru terkait skripsi tidak wajib menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa jenjang Sarjana (S1) atau Diploma 4 (D4). Sebagai gantinya, mahasiswa bisa membuat tugas akhir, laporan magang, atau pengabdian masyarakat dengan terjun langsung ke masyarakat.

Kampus IPB University sudah memberlakukan kebijakan tidak wajib skripsi selama 4 tahun terakhir sejak tahun 2019. Mahasiswa diizinkan untuk memilih sesuai yang dia sukai.

"Jadi itu yang saat ini kita sudah lakukan dan Alhamdulillah, begitu kementerian mengeluarkan kebijakan ini tentu kami menyambut baik karena kami sudah melakukan 4 tahun sebelumnya," kata Rektor IPB University Arif Satria usai pembukaan Dies Natalis ke-60 IPB University, dikutip Sabtu (2/9/2023).

Menurut Arif, kebijakan tersebut sangat tepat karena, karena mahasiswa penting untuk dibekali mekanisme yang sejalan dengan perencanaan karirnya. Pilihannya bisa berupa magang atau pengabdian masyarakat.

"Kita sudah mengeluarkan panduan bagi sarjana dan diploma bahwa tugas akhir itu tidak harus berbentuk skripsi yang berbasis riset tetapi bisa laporan magang, bisa laporan pengabdian masyarakat di lapangan, bisa dari riset, bisa dari bisnis plan. Jadi mahasiswa misalnya punya passion dalam pengembangan masyarakat maka dia melakukan pengembangan masyarakat di satu semester itu bisa langsung diklaim sebagai tugas akhir," tuturnya.

 BACA JUGA:

"Tapi syaratnya mereka tetap harus membuat laporan akhir yang tidak serumit skripsi riset, laporan akhir untuk melatih skill agar bisa menuangkan pengalamannya dalam bentuk tulisan mudah dibaca dan memenuhi standar akademik," katanya.

Mahasiswanya, lanjut Arif, tidak bisa diseragamkan menjadi peneliti. Tetapi, harus ada pilihan bagi mahasiswa untuk perencanaan karir ke depannya.

"Itulah kira-kira gambaran bahwa perencanaan karir mahasiswa sangat penting beragam, tidak bisa dihantam promo, tidak bisa diseragamkan semua jadi peneliti. Peneliti bagus, harus yang penting, skripsi juga masih penting tapi harus diberi opsi lain dan kita sudah mempraktikkan bahkan teknik industri sudah 100 persen tidak riset adalah dateng ke perusahaan berkelompok memecahkan masalah, kemudian masalah itu dilaporkan," ucapnya.

Dia pun mengaku tidak khawatir dengan kualitas lulusan IPB University dengan adanya sistem tersebut. Sebab, kualitas mahasiswanya sudah ditingkatkan jauh sebelumnya terutama melalui magang yang mengasah soft skill dengan terjun ke masyarakat.

"Justru di masyarakat 6 bulan dia akan terasa keterampilan soft skillnya itu jauh lebih mahal yang tidak bisa didapat kuliah di kelas. Jadi kuliah di kelas mengalami keterbatasan, kalau riset saja tidak melibatkan masyarakat dia hanya study, mengamati, bagi-bagi kuisioner, diolah tanpa ada keterlibatan bagaimana dia berusaha berkolaborasi dengan masyarakat itu yang penting," ucapnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement