YOGYAKARTA - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Ova Emilia, memberikan klarifikasi terkait isu biaya selain UKT yang direncanakan akan mulai diterapkan pada penerimaan mahasiswa baru ajaran 2023/2024 berupa Sumbangan Solidaritas Pendidikan Unggul (SSPU).
Dikutip dari laman resmi UGM, klarifikasi itu dilakukan Rektor bersama lima Wakil Rektornya dengan berdialog bersama mahasiswanya yang menyelenggarakan aksi di halaman Balairung UGM, Senin (13/3/2023).
“Keliru kalau itu untuk semua. Sumbangan ada di mereka yang masuk dalam jalur Ujian Mandiri, dan satu lagi dia harus termasuk dalam orang yang mampu. Kira-kira dari total student body adalah 4,8 persen dari total mahasiswa, itu sudah kita lihat data simulasi dari yang tahun-tahun sebelumnya,” terang Rektor UGM, Profesor Ova Emilia.
Ova Emilia menegaskan bahwa keberpihakan UGM kepada mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi lemah dengan memberikan kesempatan kepada mereka memperoleh pendidikan terbaik di UGM melalui skema pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan juga menyediakan berbagai jenis beasiswa.
“Kita semua concern dengan apa yang menjadi pemikiran atau kekhawatiran adik-adik. Di dalam konsepnya kita ingin berkeadilan, orang yang kurang tentunya harus kita bantu, jangan sampai ada kata-kata orang bisa DO gara-gara tidak punya uang,” tegasnya.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Profesor Supriyadi menjelaskan bahwa UGM akan menerapkan skema UKT Pendidikan Unggul untuk mahasiswa baru dari keluarga yang mampu secara ekonomi.