Seiring berjalannya waktu, para tokoh pergerakan dan pejuang kemerdekaan menggunakan pers sebagai alat perjuangan.
Salah satunya adah Tirto Adhi Soerjo, yang dikenal sebagai Bapak Pers Indonesia.
Tirto merupakan tokoh kelahiran Blora pada tahun 1880 dan pendiri dari Medan Prijaji tahun 1907.
Surat kabar mingguan ini terbit menggunakan bahasa Melayu sebagai wadah untuk masyarakat menyalurkan aspirasi dan suaranya.
Pembaca bahkan bebas mengirimkan tulisan serta aduan adanya kecurangan di berbagai sektor.
Tirto tentunya menggunakan surat kabarnya ini sebagai senjata perlawanan kepada pemerintah Belanda.
Selain Tirto, tokoh pers lain yang juga terkenal adalah seorang wanita bernama Ruhana Kuddus.
Ia merupakan wartawan wanita pertama di Indonesia dan penggerak emansipasi. Ruhana tercatat membangun sebuah sekolah di Sumatera Barat bernama Sekolah Kerajinan Amai Setia.
Ia juga memiliki surat kabar dengan nama Soenting Melajoe, yang khusus dibuatnya pada awal tahun 1900-an sebagai wadah pemikiran kaum perempuan.