“Gejala kesehatan yang timbul seperti daya tahan tubuh menurun, mudah lelah, serta penurunan kekuatan otot kaki. Sedangkan pada psikis akan sulit berkonsentrasi, semangat menurun dan semakin sensitif. Seperti mudah marah dan muncul perasaan kesepian. Padahal itu terjadi karena kita menolak untuk berbagi cerita,” ungkapnya.
Membuka Perspektif Baru
Atika Dian Ariana mengatakan masalah berat yang sedang dipikirkan memang menjadi salah satu momok menakutkan bagi seseorang. Terutama dalam memikirkan jalan keluar dari permasalah tersebut. Dengan curhat, kita akan mendapat berbagai perspektif baru dari berbagai solusi yang mungkin dapat kita coba. Karena walaupun orang lain memberikan sarannya, tetapi diri sendirilah yang akan mengeksekusi hal tersebut.
“Dengan membagikan cerita, kita akan memiliki perspektif berbeda dari apa yang dialami
melihat persoalan lebih objektif. Namun bagi orang yang diam saja, pintu solusi mungkin akan tertutup karena terpaku pada perspektif yang kita gunakan,” katanya.
Perasaan Lega
Selain membuka perspektif baru bagi masalah yang dihadapi, seseorang akan merasakan perasaan lega setelah bercerita. Karena masalah yang lama terpendam akhirnya dapat dikeluarkan dari pikirannya.
“Akan ada efek lega dari apa yang kita pendam selama ini,” tuturnya.
Hilangkan Trust Issue
Beberapa individu mungkin tidak ingin bercerita pada orang lain karena rasa percaya terhadap orang lain. Trust Issue dapat terjadi pada orang dengan pengalaman kurang menyenangkan dalam berelasi. Pada umumnya seseorang yang mengalami trust issue akan menganggap dirinya sendiri kurang berharga. Sehingga mendapatkan respon yang menyakitkan dari orang lain menjadi wajar. Maka individu tersebut perlu membangun kepercayaan dirinya terlebih dahulu.
“Yang perlu dibangun adalah untuk percaya diri bahwa dirinya cukup layak dan berharga. Sehingga ia akan memiliki daya untuk membangun rasa percaya pada orang lain secara perlahan,” kata Atika Dian Ariana.
“Caranya melalui afirmasi, evaluasi yang berimbang dan memberikan kalimat positif bagi diri sendiri,” tambahnya.
Temukan Orang yang Tepat
Pengalaman komunikasi yang buruk di masa lalu dengan orang lain dapat menjadi media dalam mengevaluasi diri sendiri. tidak melulu pernah disakiti dan menganggap layak untuk disakiti. Salah satu caranya komunikasikan kekhawatiran bagi pasangan
“Sebagai dukungan awal, pasangan perlu tau sehingga bersama bisa berprogress untuk relasi yang sehat. Sebelum suatu krisis terjadi kita punya pilihan yang nyaman untuk bercerita termasuk keluarga, sahabat, pacar, teman sebaya, maupun teman dekatmu,” tuturnya.