Akib mengatakan hingga saat ini banyak pihak yang sudah menawarkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya atau psikolog, termasuk dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yayasan, serta perguruan tinggi.
“Jadi tidak khawatir (kekurangan) karena kelihatannya yang menyediakan diri untuk memberikan SDM psikolog untuk trauma healing ini begitu banyak. Nanti tata kelolanya kita siapkan,” kata Akib.
Meski demikian, dia juga tetap memohon bantuan untuk cakupan pemenuhan sumber daya manusia ahli di bidang psikologi mengingat terdapat 12 kecamatan di wilayah Kabupaten Cianjur yang terdampak gempa.
“Ini juga perlu dukungan tenaga-tenaga ahli untuk mempercepat proses pemulihan anak-anak dan guru kami,” imbuh dia.
Di samping itu terkait masa ujian akhir sekolah (UAS) pada Desember, Akib mengatakan pihaknya optimis ujian tersebut dapat diselenggarakan di wilayah Kabupaten Cianjur walaupun jika dilakukan di tenda kelas darurat.
“Sekarang ini kita akan lihat dulu kondisi hasil pemetaan kondisi di lapangan seperti apa. Kita fleksibel karena pada hakikatnya untuk evaluasi akhir semester, ini kan otonomi, ya, diserahkan kepada kita. Jadi Insya Allah tetap berjalan. Nah, situasi dan kondisi kita sesuaikan,” kata dia.
Sebagai informasi, dalam kesempatan yang sama pada Rabu, Kemendikbudristek telah memberikan bantuan bagi sekolah terdampak yang disalurkan melalui Disdikpora, salah satunya termasuk tenda kelas darurat.