Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Ilmuwan yang Penemuannya Tidak Pernah Dihargai, Tapi Terbukti Benar

Fatmawati , Jurnalis-Kamis, 03 November 2022 |18:10 WIB
5 Ilmuwan yang Penemuannya Tidak Pernah Dihargai, Tapi Terbukti Benar
Rosalind Elsie Franklin/Science Direct
A
A
A

JAKARTA - Di pertengahan abad ke-19 dan ke-20, banyak penemuan-penemuan luar biasa oleh para ilmuwan dunia yang rupanya tidak pernah dihargai dan mendapatkan penghargaan, bahkan hingga akhir hayat mereka.

Namun, pada akhirnya justru penemuan atau teori tersebutlah yang saat ini menjadi acuan oleh para ilmuwan sains modern dalam penelitian sehingga banyak pula teori yang dikembangkan kembali dan mulai terverifikasi kebenarannya.

Berikut adalah lima ilmuwan yang penemuannya tidak pernah dihargai, tetapi terbukti benar.

1. Rosalind Elsie Franklin

Rosalind Elsie Franklin adalah seorang ahli kimia yang lahir di Inggris dan menghabiskan seluruh karir akademiknya di bidang kimia.

Dalam studinya, ia mendalami struktur karbon kompleks.

Di tahun 1941, Franklin bergabung dengan University of Cambridge, dan mendapatkan anugerah gelar sarjana kimia.

Ketika itu ia bekerja sama dengan Ronald Norris seorang penerima nobel di tahun 1967.

Franklin juga pernah mengajar di King’s College London selama tiga tahun sejak tahun 1950.

Selama hidupnya, Franklin banyak menghasilkan karya yang cukup terkenal seperti mengenai Batubara, Grafit Dan Virus.

Namun, ada satu penemuannya yang paling besar yakni penemuan mengenai Struktur Molekul DNA yang rupanya tidak pernah mendapat apresiasi selama hidupnya.

Bukti-bukti yang ditunjukan justru eksperimen yang telah dilakukan oleh Franklin itu diakui oleh Crick and Watson hingga akhirnya mereka lah yang menerima anugerah Nobel pada tahun 1962.

2. Alfred Lothar Wegener

Alfred Lothar Wegener adalah seorang ahli Geofisika dan Meteorologi Jerman yang sering melakukan ekspedisi ke kutub utara.

Dalam bidang Astronomi, ia mendapatkan gelar Doktor pada tahun 1950.

Setelah itu ia juga ikut berpartisipasi dalam ekspedisi ke Greenland, satu tahun setelahnya.

Sebelumnya, tepat di tahun 1922 Wegener telah mengemukakan teorinya tentang “Continental Drift”.

Teori tersebut menjelaskan bahwa pada 200 juta tahun yang lalu, semua benua pernah bersatu dalam sebuah daratan besar yang kemudian benua tersebut akhirnya terpisah.

Teori yang ia kemukakan ini sejalan dengan adanya bukti-bukti yang telah dikumpulkan yakni geomorfologis, geofisika, magnetis bumi, usia batuan dan oseanografi.

Namun, teori tersebut tidak sepenuhnya diterima. Barulah di tahun 1950-an, di saat banyaknya teori lain bermunculan, seperti paleomagnetisme yang menunjukkan adanya bukti pergeseran benua di masa lampau yang didasarkan pada teori Tektonik Plate.

3. Satyendra Nath Bose

Satyendra Nath Bose merupakan salah satu ilmuwan besar yang pernah dimiliki India.

Dirinya mulai terkenal ketika menempuh pendidikan di Presidency College dan menerima gelar MSc.

Saat itu, ia melakukan studi ekstensif tentang sebuah teori Relativitas.

Bose juga terkenal dengan penemuan statistiknya yakni Bose-Einstein (Boson).

Penamaan Boson diambilnya dari berbagai partikel pembentuk keadaan kuantum komposit simetrik total.

Boson juga menjadi satu-satunya partikel yang dapat menempati keadaan yang sama dengan yang lainnya. Pada 5 Juni 1995, Eric Cornell dan Carl Wieman dari University of Colorado memproduksi Kondensat Gas pertama, hingga akhirnya mereka berdua mendapatkan sebuah penghargaan Nobel Fisika pada tahun 2001 di bidang kondensat Bose-Einstein.

Namun, mereka tidak pernah mendedikasikan penghargaan tersebut kepada keluarga Satyendra Nath Bose.

4. Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus adalah seorang sosok penting dibalik sebuah teori yang telah digagas oleh para cendikiawan di zaman kuno, dalam sebuah teori Heliosentris yang menyatakan bahwa matahari merupakan pusat dari tata surya dan bumi berotasi mengelilingi matahari.

Namun, pengetahuan akan teori ini hilang begitu saja selama berabad-abad lamanya karena tergantikan dengan pengetahuan yang menyatakan bahwa pusat dari tata surya yang sebenarnya adalah bumi.

Seperti yang dijelaskan dalam teori Geosentris.

Hal tersebut akhirnya membuat Copernicus kembali membangun ulang mengenai pengetahuan yang telah hilang tersebut dengan menulis buku berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres di tahun 1543.

Setelah buku tersebut berhasil diterbitkan, alih-alih kembali percaya, orang-orang justru masih berpegang teguh terhadap pengetahuan bumi sebagai pusat alam semesta.

Sebuah kontradiksi juga muncul di kalangan masyarakat gereja Katolik yang mengutuk buku tulisan Copernicus dan melarang orang-orang untuk membacanya selama ratusan tahun.

Hingga akhirnya kutukan pada hasil karyanya berhasil menunjukkan sebuah bukti ilmiah.

Teori Heliosentris dari Copernicus menjadi salah satu capaian dalam ilmu astronomi yang paling dominan di era abad pertengahan.

5. Nettie Stevens

 

Nettie Stevens merupakan seorang Ahli Genetika Amerika yang telah menerima gelar BA pada 1899 dan Magister pada 1900 dari Stanford University.

Stevens menemukan sebuah penemuan dasar mengenai teori kromosom seks. Ia menjelaskan bahwa seks seseorang ditentukan oleh pasangan kromosom X dan Y.

Sampai akhir hayatnya, Stevens bahkan tak pernah diberikan penghargaan Nobel atas kontribusinya yang luar biasa itu.

Hingga seorang ilmuwan lain bernama Thomas Hunt Morgan mengunggah sebuah artikel kontroversial di media Jurnal Science, dan mengatakan bahwa Nettie Stevens lebih tepat disebut sebagai seorang teknisi daripada ilmuwan.

(Natalia Bulan)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement