"Nanti guru mungkin akan datang 2 bulan sekali untuk mengajar secara tatap muka,"ujar Mensos.
Kemudian dalam kunker tersebut adanya tantangan ketersedian energi sebagai kebutuhan dasar dan warga setempat telah menginisiasi alat pengolahan sampah menjadi BBM.
Mensos pun mengapresiasi inisiatif ini dan meminta warga untuk mendirikan koperasi.
"Di tempat lain ada yang namanya bank sampah. koperasi itu nanti akan membeli sampah plastik , ditimbang, digunakan dan akan diolah menjadi bahan bakar. Nanti dipakai sendiri untuk kapalnya bapak ibu sekalian. Bukan untuk dijual,"ujarnya.
Kemudian guna memastikan bank sampah berjalan dengan baik, Mensos akan mengirim perwakilan 3 orang dari masyarakat lokal untuk datang ke Jakarta atau ke Surabaya untuk mempelajari pengelolaan bank sampah di sana.
"Di Surabaya setiap kampung ada bank sampah," tutur dia.
Selain dari Bank Sampah, kebutuhan energi juga akan dipasok dari tenaga surya (solar cell).
Selanjutnya, Mensos juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk mengecek apakah ibu-ibu setempat sudah mendapatkan program pemberdayaan.