Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sikap Rakyat di Daerah-Daerah terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Seperti Apa?

Rina Anggraeni , Jurnalis-Rabu, 01 Juni 2022 |11:24 WIB
Sikap Rakyat di Daerah-Daerah terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Seperti Apa?
Ilustrasi (Foto: Istimewa)
A
A
A

JAKARTA - Beragam sikap rakyat di daerah-daerah terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kabar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di Jakarta, tidak serta merta bisa diterima pegawai pangreh praja (Birokrasi pemerintahan) di daerah. Mereka tidak tergerak untuk mengibarkan merah putih. Di masing-masing kantor pemerintahan tempat bekerja. Pangreh praja mulai dari kepala desa hingga bupati, masih mengibarkan bendera Jepang hinomaru.

Mereka juga tidak tertarik mengumumkan berita proklamasi kemerdekaan ke rakyat di beberapa daerah. Dalam memproklamasikan kemerdekaan RI butuh perjuangan. Begitu juga dalam mendengungkannya di berbagai daerah.

Pasalnya, rakyat Indonesia pada saat itu juga menunjukkan beragam reaksi karena pasukan Jepang masih ada di Indonesia dan pasukan Sekutu malah mau dateng lagi ke Indonesia setelah Indonesia merdeka.

Ditambah berita proklamasi baru sampai ke Aceh pada 24 Agustus 1945. Hal tersebut dikarenakan Jepang berusaha menghalangi tersebar luasnya berita kemerdekaan Indonesia.

Tindakan tersebut di antaranya adalah melarang masuk kerja bagi orang Indonesia yang bekerja di Kantor Berita Jepang (Domei), menyita radio-radio penduduk, menyeleksi berita-berita yang dikeluarkan oleh surat kabar Atjeh Sinbun.

Lalu seluruh rakyat Indonesia menolak adanya penjajahan kembali. Dengan demikian, reaksi rakyat Indonesia menyambut Proklamasi Kemerdekaan adalah terjadinya berbagai tindakan heroik mendukung Proklamasi dan berbagai usaha menegakkan kedaulatan terjadi di berbagai daerah.

Salah satunya, rakyat Indonesia membentuk Commite van Actie atau Komite van Aksi. Komite ini didirikan oleh Sukarni dan Adam Malik pada tanggal 2 September 1945. Komite van Aksi berisi utusan laskar perjuangan yang terdiri dari berbagai organisasi, seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API), Barisan Rakyat Indonesia (BARA), dan Barisan Buruh Indonesia (BBI).

Namun, ribuan rakyat Indonesia berkumpul di lapangan Ikada (Ikatan Atlantik Djakarta) untuk mengadakan rapat akbar. Rapat akbar tersebut diadakan untuk memperingati satu bulan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sekaligus sebagai bentuk protes dan perlawanan rakyat Indonesia atas rencana Jepang yang berniat menyerahkan kekuasaannya di Indonesia ke Sekutu (sebagai pengakuan atas kekalahan Jepang di Perang Dunia II).  (RIN)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement