Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

WNI di Rusia Raih PhD Pertama di RUDN University di Tengah Perang Rusia Ukraina

Tim Okezone , Jurnalis-Minggu, 10 April 2022 |22:20 WIB
WNI di Rusia Raih PhD Pertama di RUDN University di Tengah Perang Rusia Ukraina
Munadhil Abdul Muqsith raih PhD di RUDN University (Foto: istimewa)
A
A
A

MOSKOW – Seorang mahasiswa Indonesia di Rusia, Munadhil Abdul Muqsith berhasil meraih gelah PhD dengan mempertahankann disertasinya di salah satu kampus besar di Rusia, Peoples' Friendship University of Russia (RUDN) University, Moskow.

Munadhil merupakan lulusan pertama mahasiswa Indonesia di humanitarian and social sciences faculty dalam bahasa Inggris dengan judul fake news as а modern media phenomenon: features of formation and functioning yang dibimbing oleh Professor Muzykant Valerii Leonidovich selama lebih 3 jam di gedung gumsos lantai 7 ruang 730.

“Fake news merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian dunia saat ini! Overload informasi, revolusi teknologi serta perkembangan social media penyebab meningkatnya penyebaran false information,” kata Munadhil dalam keterangannya, Minggu (10/4/2022).

Ia mengatakan, jumlah pengguna internet di dunia menurut Survei We Are Social 2022 mencapai 4,95 miliar dengan waktu penggunaan internet rata-rata 6 jam 58 menit per hari.

Baca juga: Pertahankan Disertasinya, Kepala Bakamla Raih Gelar Doktor di Universitas Trisakti

“Pertumbuhan ekosistem digital sangat eksponensial! Apa lagi sejak pandemi Covid-19 yang memaksa orang di rumah saja, di situ orang semakin banyak menerima atau menyebarkan berita bohong,” lanjutnya.

Baca juga: Promosi Doktor, Disertasi Wamenag Kaji Konflik Ideologi FPI-HTI dengan NU-Muhammadiyah di Ruang Digital

Dalam presentasinya, Munadhil menyimpulkan bahwa penyebaran berita palsu memiliki dampak besar pada masyarakat modren seluruh dunia dan juga Indonesia, terutama pada generasi muda, dan pengalaman Indonesia dalam memerangi penyebaran berita palsu berkontribusi pada studi lebih lanjut tentang dua cara untuk melawan infodemik dan pemulihan yang berkelanjutan rencana pascapandemi Covid-19.

Sidang disertasi itu dihadiri oleh 3 oponent dari beragam kampus yang memiliki kepakaran di tema yang sama, Professor Shesterina Alla Michailovna, Head of the Department of Television and Radio Journalism of the Federal State Budgetary Educational Institution of Higher Education "Voronezh State University".

Kemudian Professor Ilchenko Sergey Nikolaevich, Professor of the Institute "Higher School of Journalism and Mass Communications", Federal State Budgetary Educational Institution of Higher Education "St. Petersburg State University".

Lalu Professor Manoilo Andrey Viktorovich, Professor of the Department of Russian Politics, Faculty of Political Science, Federal State Budgetary Educational Institution of Higher Education "Moscow State University named after M. V. Lomonosov". Selain itu hadir juga Doktor Victor Sumsky Direktur ASEAN Studies, MGIMO University.

Baca juga: Habib Rizieq Berdakwah di Rutan, Pengacara: Disertasi Beliau Selesai, dan Ajari Napi Mengaji

Selama 4 tahun berkuliah S3 plus 1 tahun belajar bahasa Rusia, Munadhil Abdul Muqsith atau yang lebih sering disapa Munadhil berhasil mempublikasikan lebih dari 40 artikel ilmiah di berbagai index jurnal.

Ia juga menjabat Ketua ICMI MPW Federasi Rusia sejak 2020. Selain itu ia bersama rekan-rekan S3 di Rusia mendirikan pusat kajian Rusia dan Eropa timur bernama Eurasian Researcher Scholars (ERS) Institute. Di sana, dirinya didaulat sebagai direktur bidang kajian.

Baca juga: Dikerjakan di Dalam Penjara, Disertasi Habib Rizieq Sudah 60 Persen

Selama berkuliah, Munadhil mendapatkan banyak tantangan alam besar selama di Rusia mulai dari Pandemi Covid-19 lalu perang Rusia-Ukraina. “Masya Allah luar bisa sekali proses sampai bisa mendapatkan 2 ijazah ini. (Akancania Aspirantura dan Kandidat Nauk),” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa selain tantangan alam, terdapat pula tantangan finansial karena beasiswa pemerintah Rusia hanya berupa gratis biaya perkuliahan tapi living cost di tanggung sendiri.

“Lebih berat lagi itu gimana bisa bertahan untuk kebutuhan sehari-hari dan lain-lain termasuk pengeluaran untuk publikasi dan berbagai dana lain seperti asuransi, makan sehari-hari transportasi,” ujarnya.

Ia juga tinggal di asrama sekamar dengan 4 orang. “fasilitas asrama yang dikasih juga tidak kondusif sebenarnya untuk belajar, tapi terus berusaha dan berjuang sampai pada saat ini,” tuturnya.

Munadhil yang juga Dosen FISIP UPN Jakarta ini berharap pemerintah Indonesia ikut mengelola secara G to G beasiswa yang di berikan Pemerintah Rusia setiap tahunnya agar bisa turut andil mendukungnya secara finansial.

“Ke depan saya berharap pemerintah bisa hadir, kuota beasiswa tiap tahun besar 250 orang. Buat kita S3 butuh banyak kebutuhan dalam proses pendidikan termasuk dana penelitian dan dana untuk publikasi, besar sekali!,” tuturnya.

Baca juga: Viral Selebritas Rusia Ramai-Ramai Gunting Tas Mahal Chanel, Ini Penyebabnya

(Fakhrizal Fakhri )

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement