PANGKALPINANG - Jika banya anak usia sekolah menengah atau SMP yang menggunakan waktu luang sepulang sekolah untuk bermain bersama teman maupun gawai, tidak demikian halnya dengan Nasywa Faza Akila. Siswa SMP di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung ini lebih memilih membantu orangtuanya mencari nafkah.
Di usianya yang masih belia Nasywa banting tulang membantu mencari penghasilan demi bertahan hidup dan tetap bersekolah. Apalagi kedua orangtua Nasywa mulai sakit-sakitan.
BACA JUGA: Lagi Langka, Pelajar SMP dan SMA Bagikan Minyak Goreng Gratis ke Warga Kurang Mampu
Saat mentari mulai terbit, Nasywa berangkat ke sekolah dengan diantar oleh sang kakak. Siswi kelas delapan ini belajar di sekolah seperti anak lain pada umumnya.
Bahkan, menurut gurunya, Nasywa termasuk siswi yang santun, rajin, dan tak pernah terlambat datang ke kelas.
Melihat ini, tidak ada yang menyangka Nasywa ternyata merupakan tulang punggung keluarganya.
Dia sempat berhenti sekolah demi bisa mengurus dan membantu orangtuanya berjualan kue.
BACA JUGA: Kisah Anak Tukang Cukur Lolos Akmil Sekali Daftar, Rahasianya Tak Pernah Tinggalkan Sholat
Sepulang sekolah, jika anak seusianya fokus mengulang pelajaran atau sesekali bermain bersama teman atau gawai mereka, Nasywa sibuk mengolah adonan kue. Dengan telaten dia membuat kue untuk kemudian dijual ibu dan kakaknya di pasar.
Sesekali Nasywa membaca buku di sela menunggu adonan kue matang.
Aktivitas ini dilakukan setiap hari karena ibunya mulai sering sakit dan divonis mengidap tumor di kepala. Sementara ayahnya sudah tidak bisa bekerja karena mengidap stroke sejak 11 tahun lalu.
Keluarga Nasywa tinggal di pondok kebun milik sang paman.
Kendati hidup di tengah keterbatasan ekonomi, Nasywa dan keluarganya tak pernah mengeluh apalagi menadahkan tangan berharap bantuan.
Kehidupan mereka menjadi salah satu kisah inspiratif yang patut dicontoh tentang perjuangan dan mengajarkan kita tentang asam garam kehidupan.
(Rahman Asmardika)