Dari penelitian yang dilangsungkan sejak akhir 2020 menghasilkan tingkat akurasi mencapai lebih 90 persen. Saat ini alat ini tengah dikembangkan dan uji klinis untuk screening penyakit pernapasan, seperti kanker paru-paru, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bersama tim dari Fakultas Kedokteran.
“Penderita penyakit kanker paru-paru biasanya terlambat mendeteksi karena tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Untuk itu alat ini sangat baik untuk screening awal,” pungkasnya.
(Angkasa Yudhistira)