JAKATA - Di Indonesia, usia umum untuk memasuki bangku perkuliahan adalah 18 tahun. Namun, ada beberapa kasus khusus dimana anak-anak dengan tingkat kecerdasan luar biasa mampu mengikuti alur pembelajaran perkuliahan sejak usia belia.
Kemampuan mereka pun tidak bisa diremehkan. Dilansir dari beberapa sumber, berikut adalah beberapa anak-anak Indonesia dengan kecerdasan di atas rata-rata;
Baca juga: Viral! Deretan Kasta Dosen Tertinggi di Kampus, Pejabat Negara hingga Sosialita
Baca juga: Pertama Kalinya, ITS Hadirkan Wisuda Drive Thru
• Cendikiawan Suryaatmadja
Bocah yang akrab dipanggil Diki ini baru berusia 12 tahun ketika diterima di Universitas Waterloo, Kanada, untuk mendalami ilmu yang disukainya, fisika.
Dengan usianya yang masih sangat belia, secara otomatis Ia menjadi mahasiswa termuda di universitas tersebut. Selain itu, IQnya yang mencapai 200 membuatnya disebut-sebut lebih pandai daripada Albert Einstein.
• Arya Bagus Kevin
Di usianya yang baru menginjak 14 tahun, Arya mampu menembus jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan masuk ke Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dengan IQ mencapai 130, Ia terlebih dahulu menjalani program akselerasi dari sekolahnya, SMA 3 Solo selama 2 tahun. Ia pun mendapat gelar sebagai mahasiswa termuda di salah satu universitas bergengsi se-Indonesia pada 2014 lalu.
• Aldo Meyolla
Setahun setelah Arya, UGM kembali didatangi oleh bocah dengan kepintaran di atas rata-rata. Aldo Meyolla beberapa kali melalui program akselerasi ketika mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Saat duduk di bangku SD Negeri 16 Surakarta, ia menjalani tes akselerasi pada kelas 4 SD dan lolos.
Selanjutnya, saat bersekolah SMP Negeri 9 Surakarta dan SMA Negeri 1 Surakarta, Ia mengambil program akselerasi yang menjadikannya mengenyam pendidikan SMP dan SMA dalam waktu 4 tahun.
• Kalyana Anjani
Di usianya yang baru menginjak 18 tahun 11 bulan, Ia sudah menyelesaikan studinya di Institut Teknologi Bandung. Gadis yang menjejaki bangku perkuliahan saat usianya belum mencapai 16 tahun ini mengatakan bahwa Ia mengikuti jalur akselerasi dari sekolah terdahulunya.
Ia memasuki sekolah dasar (SD) pada umur 4 tahun dan mengambil program akselerasi pada jenjang SMA untuk mempercepat waktu tempuh pendidikannya saat itu sebelum melanjutkan pendidikannya ke ITB.
(Widi Agustian)