Sejauh ini, menurut Emil, Pemprov Jatim baru memberi bantuan sebesar Rp48 juta untuk satu jenis pengujian terhadap virus corona. Meski pendanaannya terbilang kecil, hal tersebut merupakan langkah taktis. Terlebih, pemerintah juga turut membeli formula yang dikembangkan. Selain itu, Emil juga mengapresiasi bagaimana para pengembang CoFilm ini mengambil pemahaman orang-orang terdahulu untuk kemudian dimanfaatkan di era pandemi.
"Jadi CoFilm ini mengambil kearifan lokal bahwa tembaga itu punya kemampuan untuk mematikan virus dan bakteri. Hanya saja sebelumnya kita tidak tahu bagaimana cara tembaga ini bisa menjadi pelapis atau coating. Dengan teknologi nano, hal ini dimungkinkan dan jadilah CoFilm ini," paparnya.
CoFilm mulai dikembangkan pada Juni 2020 dengan sintesis mandiri untuk nano partikel anti-virus. Penelitian dilakukan setelah ditemukan performa yang baik dari disinfektan dalam mematikan virus Covid-19.
Pakar teknologi nano, Agung Purniawan menyatakan, inovasi yang dibuat dikerjakan bersama para mahasiswa binaannya. Menurutnya, CoFilm dinilai lebih unggul dibanding hasil beberapa kompetitor dari negara lain. "Kalau kita bandingkan dengan temuan di Korea, CoFilm lebih cepat mematikan virus. Di sana, virus baru dapat dibasmi 99,99 % setelah 4 jam. CoFilm hanya membutuhkan 1 jam untuk mencapai itu," terang Agung.
Disinfektan permanen ini telah diuji di laboratorium Institute Tropical Disease Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Uji coba pemakaiannya telah dilakukan di Medical Center ITS, dan beberapa co-working space di Surabaya. Bahkan, CoFilm telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan RI berdasarkan Permenkes R.I No.62 Tahun 2017 tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
Untuk penggunaan dan pemasarannya, dirinya masih menunggu investor agar dapat melakukan mass production. Sebab, CoFilm sendiri saat ini dinilai masih berada di skala kecil. Meski begitu, telah ada beberapa pihak yang menunjukkan interesnya. Salah satunya dari pabrik cat di Sidoarjo yang meminta CoFilm dicampurkan sebagai zat aktif dalam produknya.
"Saat ini satu kaleng CoFilm untuk harga lab dikenakan Rp500.000 per 1 liter. Satu kaleng ini dapat menutupi sekitar 100 ganggang pintu beserta lapisan permukaan lainnya," jelasnya.
(Sazili Mustofa)