Berikutnya, William menyampaikan dua profil lulusan Bangkit 2020. Pertama adalah Iqbal Maulana dari Jawa Timur. Sekarang Iqbal bekerja di Phyton Developer on Pitech System. Iqbal sangat bersemangat mengerjakan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan).
Bahkan sebelum menyelesaikan Bangkit, dia merasa percaya diri mengejar karier dan sekarang bekerja pada industri peternakan. Dalam industri peternakan ayam, penyakit hewan merupakan isu besar. Tugas Iqbal adalah mengaplikasikan AI dalam mendeteksi sejak dini penyakit-penyakit hewan ternak. Jadi, para peternak bisa memitigasi resiko dan mendapatkan pendapatan yang lebih baik. “Ini luar biasa. Kurang dari setahun dari menyelesaikan Bangkit, Iqbal sudah berhasil melakukan ini,” ungkapnya kagum.
Profil kedua adalah Tia Dwi Setiani. Tia awalnya tidak memahami progamming atau machine learning. Sekarang, dia bisa mentransformasikan dirinya menjadi developer profesional TensorFlow yang bersertifikat. Ibu dua anak ini sekarang menjadi developer kurikulum.
Diceritakan William, Tia menyampaikan rasa terima kasihnya, karena melalui Bangkit, ia berhasil mendapatkan Sertifikasi TensorFlow yang membantunya mendapatkan pekerjaan saat ini di Dicoding Indonesia. Bangkit telah memainkan peran penting dalam karier saya baik hardskills dalam machine learning dan softskills yang dinilainya sangat berharga. “Tia juga akan menjadi instruktur Program Bangkit tahun ini. Sungguh luar biasa, dari murid menjadi instruktur hanya dalam waktu satu tahun,” ucap William.
Di tahun 2021, program Bangkit melibatkan berbagai perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka yang dibantu oleh lebih dari 370 instruktur relawan dan fasilitator pembelajaran dari Google dan mitra terkait. Adapun mitra kerja sama tersebut terdiri dari 13 Traveloka, 23 Tokopedia, 41 Google, 41 Gojek, dan satu Deep Tech.
“Terima kasih kepada Pak Wiliam dan kelima belas perguruan tinggi yang tergabung di dalam konsorsium ini. Semoga program ini bisa mengakselerasi lahirnya talenta dan pemimpin digital di Indonesia untuk membangun ekonomi digital yang lebih maju bertransformasi ke depan,” tutup Nizam.
(Vitrianda Hilba Siregar)