JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasemen) akan fokus kepada peningkatan kualitas guru. Utamanya untuk mata pelajaran Matematika, IPA dan Bimbingan Konseling (BK).
Pertama, peningkatan kualitas guru matematika yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan numerasi murid. Kedua, peningkatan kualitas guru IPA, sesuai dengan prioritas pemerintah untuk peningkatan kemampuan siswa dalam bidang sains dan teknologi. Ketiga, peningkatan bimbingan konseling (BK) melalui dua pendekatan, yaitu peningkatan kualitas guru BK dan pelatihan untuk guru-guru bidang studi untuk memiliki kemampuan konseling.
“Jadi, pendidikan tidak hanya sekadar mengajarkan dan mentransformasikan ilmu, tetapi juga berkaitan dengan pemenuhan nilai dalam setiap bidang studi,” ucap Abdul Mu'ti dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (24/10/2024).
Sebelumnya, pada Selasa (22/10/2024), Presiden Prabowo Subianto memanggil Abdul Mu'ti saat ke Istana Kepresidenan Jakarta. Usai dipanggil, Abdul Mu'ti diminta untuk memperbaiki metode pembelajaran matematika, terutama di tingkat SD untuk meningkatkan kualitas ilmu sains dan teknologi yang diperoleh siswa.
"Tadi Presiden menekankan pentingnya kualitas pembelajaran matematika dan bagaimana metode pembelajarannya diperbaiki termasuk di dalamnya ya konsekuensi untuk pelatihan guru matematika," ujarnya.
Seperti diketahui, setelah penetapan Kabinet Merah Putih dan sertijab dengan menteri Era Presiden Joko Widodo, banyak kalangan mempertanyakan mengenai kelanjutan program Kurikulum Merdeka Belajar.
Mengomentari hal itu Mendikdasmen sempat menyatakan akan mengkaji ulang penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar, Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan jalur zonasi hingga peniadaan Ujian Nasional (UN).
“Jadi soal ujian nasional, soal PPDB zonasi, Kurikulum Merdeka Belajar, apalagi, ya, yang sekarang masih menjadi perdebatan, nanti kita lihat semuanya secara sangat seksama dan kami akan sangat berhati-hati,” ungkap Abdul Mu'ti saat sertijab dengan Menteri Pendidikan era Jokowi, Nadiem Makarim.
Namun, Abdul akan mendengarkan terlebih dahulu masukan dan aspirasi dari kalangan pemerintah daerah, masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan sekaligus pengguna jasa layanan pendidikan, pakar, bahkan para jurnalis terkait kelebihan dan kekurangan tiga kebijakan tersebut sejauh ini.
“Banyak kebijakan yang dilaksanakan selalu ada pro dan kontra. Tapi, tentu saja semuanya akan kami lihat secara keseluruhan, tidak secara tergesa-gesa. Karena itu, saya dalam beberapa waktu ke depan akan minta masukan dari berbagai pihak. Saya berusaha selama memimpin kementerian ini untuk menjadi menteri yang banyak mendengar,” katanya.
(Rani Hardjanti)